"Cintaku bagaikan mawar, indah tapi menyakitkan"
Namaku Yogas. Aku
bersekolah di SMA Garuda. Aku
pernah menyukai seseorang. Kana namanya. Seorang perempuan secantik bunga mawar yang pernah aku kira akan
menetap dihatiku. Namun ternyata hanya sekedar singgah dan hanya meninggalkan
luka. Kisah cintaku ini dimulai dari bangku kelas XII IPA 1,
sedangkan dia saat itu duduk di
kelas XII IPS 2. Pertemuan
ku dengannya dimulai hari itu. Hari
dimana dia menolongku ketika aku sedang benar-benar terpuruk. Dia membuatku
bangkit dan mengajarkanku untuk selalu mensyukuri hidup yang telah Tuhan berikan untukku.
“Jangan pernah
menyerah ya,
karena
hidupmu masih panjang. Kamu harus bersyukur loh masih punya orang tua yang
lengkap. Banyak orang di luar
sana yang bahkan tidak mempunyai orang tua. Jadi bersyukurlah.” Sederet kalimat ajaib yang mampu menyejukan hatiku
keluar dari bibir manisnya. Saat itu aku sedang dalam keadaan
yang entah aku sendiri pun tidak mengerti.
Kalimatnya
membuatku tersadar, bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani harus di syukuri.
“Gimana keadaan
kamu sekarang? udah lebih baik
dari kemarin kan?” Tanya Kana
padaku, siang itu.
“Udah kok,makasih buat yang kemarin.” Jawabku.
“Iya sama-sama. Santai aja.” Ucapnya pelan dengan seulas senyuman di wajahnya.
Setelah kejadian
tersebut aku dan dia menjadi
dekat. Menghabiskan jam istirahat
bersama, membaca buku di perpus bersama dan melakukan hal kecil lainnya. Hal
tersebut membuat warga sekolah terkadang mengira kami berpacaran. Di tambah, dia sering sekali
memberiku perhatian lebih layaknya orang pacaran. Semenjak itu aku mulai
merasakan ada yang aneh dengan perasaan ku. Ada
rasa yang berbeda setiap aku dekat dengannya, Aku selalu merasa nyaman bersamanya. Segala perhatian yang diberikan seperti energi
positif terhadap kehidupanku. Aku semakin memahami dengan keanehanku, bahwa
aku mulai memiliki rasa untuknya.
Rasa mencintai
yang dirasakan anak muda pada umumnya. Namun, seiring waktu berjalan, rasa itu semakin menjadi. Bahkan, terkadang
aku tidak menyadari bahwa cinta dapat membutakan segalanya. Sekarang terjadi
padaku, seharusnya aku tidak menaruh perasan sedalam ini untuknya. aku mencintai
orang yang seharusnya tidak aku cintai sedalam ini.
Hari itu aku
memberanikan diri untuk memberikannya sebuah surat yang telah ku tuliskan
seluruh perasaanku padanya. Aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya.
“Kana, aku punya sesuatu buat kamu." Kataku dengan gugup.
“O ya apa itu?” Tanyanya dengan raut wajah yang penasaran.
Aku mengeluarka surat itu dari saku celanaku dan dengan hati-hati ku
berikan padanya “Ini. tapi kamu bacanya di dalam kelas aja ya jangan disini.” Kataku kemudian pergi setelah melihat anggukan kepalanya
tanda setuju.
Kana aku nggak tau harus mulai darimana dulu,
Kana,
Kamu yang datang tanpa suara
Kamu yang kini ada
dihati
Dulu kita
adalah sepasang orang asing yang tak saling mengenal
Dan
dipertemukan karena cinta
Kana,
Kamu adalah
penerang dalam hidupku
Ketika keadaan terburukku
Yang aku sendiripun tidak tahu harus apa
Tapi kamu
memberiku semangat
Memberi aku
kehidupan
Kana,
Kamu adalah
sosok yang aku butuhkan saat ini
Jujur aku
ingin mengungkapkan perasaan ini
Perasaan yang
akhir-akhir ini mengganggu tidur ku tiap malamnya
Aku
mencintaimu.
Jangan pernah
tanya kenapa perasaan ini bisa ada
Karena aku sendiripun tidak tahu...
Tapi aku
benar-benar sayang kepadamu
Ingin rasanya
menjadi pelindungmu
Ingin rasanya
selalu ada untuk mu
Ingin rasanya
menjadi tempatmu bercerita.
...
Yogas
Kana hanya terdiam.
Dia bingung dengan apa yang barusan dia baca. Perasaan Yogas padanya. Padahal,
selama ini dia hanya menganggap lelaki
itu hanya
teman. Teman yang sedang membutuhkan pertolongan tidak lebih. Tapi Yogas...?
Perasaan bersalah menyelimuti hati Kana. Perasaan
sepenuhnya bukan pada Yogas melainkan lelaki bernama Eric, siswa kelas 12 IPA
2. Tapi apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dikatakan pada Yogas agar
tidak menyakiti hati lelaki tersebut? Sedangkan baru saja kemarin Eric menyatakan perasaannya padaku, dan
aku tentu saja menerimanya karena aku menyukainya.
“Aku benar-benar bingung, apakah aku harus berbicara pada Eric
tentang ini?
Mungkin saja dia punya solusi. Baiklah, setelah pulang sekolah ini aku akan menceritakannya pada Eric.” Kana berbicara pada
dirinya sendiri.
Sementara itu disisi lain, Yogas dengan hati penuh harap menunggu kabar
dari Kana.
“Gas, sebelumnya aku minta maaf. Aku ngga bisa nerima kamu.” Kata Kana pada Yogas, di dampingi Eric, kekasih Kana.
Yogas
terdiam mendengar perkataan Kana.
“Selama
ini, aku hanya menganggpmu temanku.
Teman baikku. Dan... Lagi pula aku sudah jadian sama Eric. Jadi, maaf...” Kana menatap Yogas yang masih memilih diam. Harpan
Yogas sia-sia. Langit seperti runtuh saat itu juga. Sekilas dia melirik Eric
yang disamping Kana. Yogas berusaha untuk tersenyum meski getir.
“Ya, tak apa.” Akhirnya Yogas membuka mulutnya meski
dengan suara lirih. “Tak apa, aku mengerti. Aku saja yang terlalu berharap dan
berimajinasi tinggi. Aku ucapkan selamat kepada kalian. Semoga kalian bahagia.”
Kata Yogas, sejenak kemudian berlalu meninggalkan Kana dan Eric dengan penuh
rasa kasihan pada lelaki tersebut.
Namun, semua
telah temui sisi sunyi
Saat kau pergi
tinggalkan diri
Dimana janji
yang kau untai
Tuk arungi
kisah yang kian lunglai
Kau hanya
pembohong keji
Dengan kata sembunyikan
arti
Janji itu
telah berakhir
Tertusuk mawar
berduri
Yang kau balut
begitu rapi
Hingga aku
sadari
Kini,
Cintamu
hanyalah sunyi
Selesai ─.
Ditulis oleh, Angelica Aura Putri, Putri Winenti, Shela
Enjellika dan Yesa Agista
Tidak ada komentar:
Posting Komentar