Rabu, 17 November 2021

PERSAHABATAN YANG MERAIH MIMPI

Juara 3 Lomba Cipta Karya Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia SMK BBM Kandanghaur Tahun 2021 “Bulan Bahasa Awal Jatuh Cinta dengan Karya” Kategori Cipta Cerpen.

Karya Ida Varihani ( XII TKJ-A)

..................................................

Ini kisah tentang perjuangan 6 orang sahabat yang di pertemukan di sekolah SMK Hanlim Art School. Sejak di pertemukan di SMK Hanlim Art School, mereka berenam akhirnya menjalin persahabatan yang sangat rukun, hingga tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Inilah awal pertemuan mereka, namun itu ternyata hanya sementara. Mereka diharuskan berpisah demi menyongsong masa depan yang cerah.

***

Namanya Alexsa. Anak yang terlahir dari keluarga yang sederhana, ia adalah anak dari seorang buruh petani. Dia tidak pernah merasa malu dengan pekerjaan ayahnya, sebaliknya dia mampu hidup mandiri tidak seperti anak-anak kebanyakan seusianya yang manja dan menggantungkan hidupnya kepada orang tua. Alexsa memiliki beberapa sahabat yang di pertemukan di bangku SMK, mereka menjalin persahabatan sejak duduk di bangku kelas 1 SMK.

Namanya Azura, dia sahabatnya Alexsa. Dia terlahir dari keluarga yang berkecukupan, dia anaknya sangat manja. Tetapi ketika dia mengenal seorang Alexsa, gadis muda yang mandiri, sikap manjanya mulai berubah sedikit demi sedikit. Dia belajar dari sosok Alexsa.

Namanya Fawza, dia sahabatnya Alexsa. Selain sangat cantik dan pintar, Fawza terlahir dari keluarga yang sangat kaya. Ayahnya seorang pengusaha terbesar di kota mereka. Namun, kekayaan orang tuanya tidak menjadikan dia sombong. Dia gadis cantik yang mandiri.

Namanya Shaqueen, dia sahabatnya Alexsa. Gadis yang banyak bicara yang terlahir dari keluarga sederhana.

Namanya Michelle, dia murid pindahan dari Jakarta. Anaknya pendiam, saat itu Alexsa yang mengajak dia berbicara pertama kali hingga akhirnya mereka berteman dekat sampai sekarang.

Namanya Keyla, dia Sahabatnya Alexsa. Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana dan memiliki kepribadian yang sangat sopan.

***

Saat itu tepatnya 16 Juli 2021, mereka berenam pertama kali masuk sekolah di salah satu sekolah yang ternama yaitu SMK Hanlim Art School. Awalnya kedua orang tua Alexsa tidak menyetujui Alexsa untuk bersekolah di Hanlim. Walaupun ditopang dengan beasiswa sebagai keringanan melanjutkan sekolahnya. Pasalnya, selain sekolah dengan latar pendidikan yang bagus, Hanmil adalah sekolah bergengsi dengan kumpulan siswa-siswa berprestasi serta kaya raya. Alexsa tak henti-hentinya membujuk kedua orang tunya untuk mengizinkan keinginan dia melanjutkan pendidikan tingginya di sekolah impiannya tersebut. Lambat laun hati orang tua Alexsa luluh. Akhirnya Alexsa melanjutkan pendidikannya disekolah bergengsi tersebut dengan satu syarat, belajar yang giat dan benar untuk meraih cita-citanya. Alexsa setuju.

“Tidak menyangka kita berenam di pertemukan di SMK Hanlim Art School. Sejak itu kita saling mengobrol satu sama lain dan menceritakan masa-masa sekolah waktu SD dan SMP. Kita berenam saling menceritakan kisah kita dulu, mereka berharap agar kita semua bisa melanjutkan perjalanannya bersama-sama.” Kata Shaqueen

 “Walaupun nanti kita tidak bersama lagi kalian harus tetap semangat.” Tambah Kayla dengan senyum manis di wajahnya.

***

Hari itu Alexsa sedang menuju ke ruang guru, tiba-tiba ada beberpa siswa yang mengejek Alexsa secara langsung. Dia mengatakan bahwa Alexsa tidak pantas bersekolah di SMK ternama ini, sekolah ini khusus untuk orang-orang yang pantas saja tidak seperti Alexsa. Alexsa merasa sedih karena baru pertama masuk sudah banyak siswa yang mengejeknya, Alexsa merasa dirinya tidak pantas bersekolah di SMK ternama ini. Kelima Sahabatnya pun menghampiri Alexsa yang sedang sedih. Tanpa pikir panjang, Michelle langsung mendorong anak tadi yang berani-beraninya mengejek sahabatnya. Shaqueen pun langsung melaporkan kejadian tersebut, dan akhirnya mereka di panggil oleh Pak Gibran untuk menghadapnya ke ruang guru. Tak lepas juga para siswa yang mengejek Alexsa. Arfi, Bara, Rafi, Farel dan Farhan mereka berlima yang tadi mengejek Alexsa tanpa rasa iba sekalipun. Mereka pun harus terima konsekuensinya karena ini perbuatan termasuk pembulian, karena pembulian itu tidak boleh terhadap satu sama lain, di sekolah maupun di luar sekolah itu dilarang.

“Terimakasih, karena kalian sudah membantuku. Lagi-lagi kalian membantuku, kalian memang sahabat terbaikku.” Ucap Alexsa kemudian memeluk semua sahabatnya.

...

TIGA TAHUN KEMUDIAN

Tahun ini merupakan semester terakhir Alexsa, Azura, Fawza, Shaqueen, Michelle dan Keyla bersekolah.

“Ini tahun terakhir, waktu terlalu cepat untuk kita berpisah.” Ucap Keyla pelan dengan ekspresi sedih.

“Aku juga merasa sedih karena pasti kita harus berjuang demi lulus dan mendapatkan hasil yang terbaik di ujian nasional nanti.” Azura pun menimpali perkataannya Keyla.

Mendengar hal tersebut Alexsa pun ikut sedih. “Tahun ini juga, kebersamaan yang terjalin tiga tahun lamanya akan berakhir dan tidak akan terlihat kembali. Apakah persahabatan kita akan terus bersama atau ikut berakhir juga?”

Sedangkan Fawza? ayahnya sudah memikirkan kemana putrinya akan melanjutkan pendidikannya. Kemungkinan besar Fawza setelah lulus dari SMK akan pindah ke Jerman bersama keluarganya.

Fawza kamu keluar dari sini mau lanjut kemana? aku harap sih kita bisa melanjutkan pendidikan kita bersama-sama lagi, tapi kemungkinan itu tidak mungkin.” Kata Azura kepada Fawza, pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya.

“Eeemm... aku sangat berat untuk menjawab pertanyaan ini.” Jawab Fawza “Tapi kalian harus tahu yang sebenarnya bahwa aku keluar dari sini harus pindah ke Jerman bersama keluarga ku. Aku juga berharap kita bisa bersama-sama lagi.” Lanjutnya dengan nada sedih.

“Jadi rencana tersebut serius?” Tanya Shaqueen memastikan. Apa kamu sedang berbohong sama kita berlima? Kenapa tiba-tiba kamu harus pindah ke Jerman? Kenapa engga di sini saja?!” Shaqueen memborbardir Fawza dengan pertanyaan.

“Pada awalnya juga aku kaget banget waktu ayahku bilang kalo sudah lulus aku harus pindah ke Jerman. sebenarnya aku juga engga setuju, kalo aku harus pindah ke Jerman karena aku sudah nyaman di sini. tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah keputusan keluargaku.” Terang Fawza memberikan pengertian kepada sahabatnya.

“Sudahlah jangan mikirin apapun yang belum terjadi. Lebih baik kita fokus pada ujian kita dulu agar kita semua mempunyai nilai yang baik.” Hibur Alexsa menengahi.

“Benar juga kata alexsa, kita jangan terlalu memikirkan yang belum terjadi, lebih baik kita nikmatin dulu masa-masa persahabatan kita ini.” Imbuh Keyla.

Hari itu mereka berenam memutuskan menikmati masa-masa indahnya di SMK Hanlim sebelum mereka berpisah dari sekolahan tersebut. Mereka mempunyai rencana untuk membuat surat dalam botol kemudian surat itu mereka kubur untuk dibuka dikemudian hari sebagai kenang-kenangan.

....

HARI TERAKHIR FAWZA BERSAMA SAHABATNYA

Hari ini, tepat pada tanggal 16 bulan Maret 2022 bertepatan pada hari jadi persahabatan mereka. Seharusnya hari ini mereka merayakan hari jadi persahabatan yang begitu spesial, namun hari ini pun terakhir kalinya Fawza bertemu dengan sahabatnya. Fawza memberikan sebuah foto untuk sahabat-sahabtanya sebagai kenangan dan memberikan sebuah botol untuk di masukan surat sesuai rencana yang mereka buat, yaitu menulis surat lalu di masukan kedalam botol kemudian dikubur. Merka berenam berjanji agar tigak melupakan kebersamaan mereka masing-masing. Mereka juga berjanji walupun mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan bersama-sama harus tetap bersemangat. Lalu mereka mengampil foto bersama untuk terakhir kalinya sebelum semuanya berpisah.

Hari itu, hari bahagia penuh dengan tangisan karena dihadapkan dengan perpisahan, yang entah kapan akan bertemu kembali. Kebersamaan yang sudah terjalin cukup lama ternyata diakhiri dengan perpisahan karena cita-cita dan impian terpaksa memisahkan mereka. Namun, di lubuk hati mereka yang paling dalam, bagi mereka perpisahan ini bukanlah akhir dari persahabatan mereka. Justru ini adalah awal yang baik bagi mereka untuk menjadi orang yang lebih baik lagi tanpa didampingi seorang sahabat disampingnya. Mereka berjanji bahwa mereka akan bertemu kembali dengan membawakan hasil dan jerih payah mereka selama mereka mengejar mimpinya masing.

SELESAI.

 “Seberapapun kita dekat dengan sahabat kita, akan ada hari dimana kita harus berpisah karena masa depan. Kita harus tetap mendukung keputusannya, janganlah kita merusak mimpinya dengan keegoisan diri kita hanya karena tidak ingin berpisah. Karena kita pun tidak boleh terlalu ketergantungan dengan orang lain. Jika kita sahabat yang baik, kita tidak boleh mematahkan mimpinya. Namun, seharusnya kita harus saling mensupport satu sama lain. Hanya saja meski dipisah karena keadaan jangan sekali-kali memutuskan tali persaudaraan tersebut.” Oleh Ida Varihani.

Ida Varihani (kiri) Juara 3 Lomba Cipta Cerpen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar