Juara 3 Lomba Cipta Karya Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia SMK BBM Kandanghaur Tahun 2021 “Bulan Bahasa Awal Jatuh Cinta dengan Karya” Kategori Cipta Cerpen.
Karya Ida Varihani ( XII TKJ-A)
..................................................
Ini kisah tentang perjuangan 6 orang sahabat
yang di pertemukan di sekolah SMK Hanlim Art School. Sejak di pertemukan di SMK
Hanlim Art School, mereka berenam akhirnya menjalin persahabatan yang sangat rukun,
hingga tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Inilah awal pertemuan mereka,
namun itu ternyata hanya sementara. Mereka diharuskan berpisah demi menyongsong
masa depan yang cerah.
***
Namanya Alexsa. Anak yang terlahir dari
keluarga yang sederhana, ia adalah anak dari seorang buruh petani. Dia tidak
pernah merasa malu dengan pekerjaan ayahnya, sebaliknya dia mampu hidup mandiri
tidak seperti anak-anak kebanyakan seusianya yang manja dan menggantungkan
hidupnya kepada orang tua. Alexsa memiliki beberapa sahabat yang di pertemukan
di bangku SMK, mereka menjalin persahabatan sejak duduk di bangku kelas 1 SMK.
Namanya Azura, dia sahabatnya Alexsa. Dia
terlahir dari keluarga yang berkecukupan, dia anaknya sangat manja. Tetapi
ketika dia mengenal seorang Alexsa, gadis muda yang mandiri, sikap manjanya
mulai berubah sedikit demi sedikit. Dia belajar dari sosok Alexsa.
Namanya Fawza, dia sahabatnya Alexsa. Selain
sangat cantik dan pintar, Fawza terlahir dari keluarga yang sangat kaya. Ayahnya
seorang pengusaha terbesar di kota mereka. Namun, kekayaan orang tuanya tidak
menjadikan dia sombong. Dia gadis cantik yang mandiri.
Namanya Shaqueen, dia sahabatnya Alexsa. Gadis
yang banyak bicara yang terlahir dari keluarga sederhana.
Namanya Michelle, dia murid pindahan dari
Jakarta. Anaknya pendiam, saat itu Alexsa yang mengajak dia berbicara pertama
kali hingga akhirnya mereka berteman dekat sampai sekarang.
Namanya Keyla, dia Sahabatnya Alexsa. Gadis
yang terlahir dari keluarga sederhana dan memiliki kepribadian yang sangat
sopan.
***
Saat itu tepatnya 16 Juli 2021, mereka
berenam pertama kali masuk sekolah di salah satu sekolah yang ternama yaitu SMK
Hanlim Art School. Awalnya kedua orang tua Alexsa tidak menyetujui Alexsa untuk
bersekolah di Hanlim. Walaupun ditopang dengan beasiswa sebagai keringanan
melanjutkan sekolahnya. Pasalnya, selain sekolah dengan latar pendidikan yang
bagus, Hanmil adalah sekolah bergengsi dengan kumpulan siswa-siswa berprestasi
serta kaya raya. Alexsa tak henti-hentinya membujuk kedua orang tunya untuk
mengizinkan keinginan dia melanjutkan pendidikan tingginya di sekolah impiannya
tersebut. Lambat laun hati orang tua Alexsa luluh. Akhirnya Alexsa melanjutkan pendidikannya
disekolah bergengsi tersebut dengan satu syarat, belajar yang giat dan benar
untuk meraih cita-citanya. Alexsa setuju.
“Tidak menyangka kita berenam di
pertemukan di SMK Hanlim Art School. Sejak itu kita saling mengobrol satu sama
lain dan menceritakan masa-masa sekolah waktu SD dan SMP. Kita berenam saling
menceritakan kisah kita dulu, mereka berharap agar kita semua bisa melanjutkan perjalanannya
bersama-sama.” Kata Shaqueen
“Walaupun
nanti kita tidak bersama lagi kalian harus tetap semangat.” Tambah Kayla dengan
senyum manis di wajahnya.
***
Hari itu Alexsa sedang menuju ke ruang
guru, tiba-tiba ada beberpa siswa yang mengejek Alexsa secara langsung. Dia mengatakan
bahwa Alexsa tidak pantas bersekolah di SMK ternama ini, sekolah ini khusus
untuk orang-orang yang pantas saja tidak seperti Alexsa. Alexsa merasa sedih
karena baru pertama masuk sudah banyak siswa yang mengejeknya, Alexsa merasa
dirinya tidak pantas bersekolah di SMK ternama ini. Kelima Sahabatnya pun
menghampiri Alexsa yang sedang sedih. Tanpa pikir panjang, Michelle langsung
mendorong anak tadi yang berani-beraninya mengejek sahabatnya. Shaqueen pun langsung
melaporkan kejadian tersebut, dan akhirnya mereka di panggil oleh Pak Gibran
untuk menghadapnya ke ruang guru. Tak lepas juga para siswa yang mengejek Alexsa.
Arfi, Bara, Rafi, Farel dan Farhan mereka berlima yang tadi mengejek Alexsa
tanpa rasa iba sekalipun. Mereka pun harus terima konsekuensinya karena ini
perbuatan termasuk pembulian, karena pembulian itu tidak boleh terhadap satu
sama lain, di sekolah maupun di luar sekolah itu dilarang.
“Terimakasih, karena kalian sudah
membantuku. Lagi-lagi kalian membantuku, kalian memang sahabat terbaikku.” Ucap
Alexsa kemudian memeluk semua sahabatnya.
...
TIGA
TAHUN KEMUDIAN
Tahun ini merupakan semester terakhir Alexsa,
Azura, Fawza, Shaqueen, Michelle dan Keyla bersekolah.
“Ini tahun terakhir, waktu terlalu cepat
untuk kita berpisah.” Ucap Keyla pelan dengan ekspresi sedih.
“Aku juga merasa sedih karena pasti kita harus
berjuang demi lulus dan mendapatkan hasil yang terbaik di ujian nasional nanti.”
Azura pun menimpali perkataannya Keyla.
Mendengar hal tersebut Alexsa pun ikut
sedih. “Tahun ini juga, kebersamaan yang terjalin tiga tahun lamanya akan
berakhir dan tidak akan terlihat kembali. Apakah persahabatan kita akan terus
bersama atau ikut berakhir juga?”
Sedangkan Fawza? ayahnya sudah memikirkan kemana
putrinya akan melanjutkan pendidikannya. Kemungkinan besar Fawza setelah lulus
dari SMK akan pindah ke Jerman bersama keluarganya.
Fawza kamu keluar dari sini mau lanjut
kemana? aku harap sih kita bisa melanjutkan pendidikan kita bersama-sama lagi, tapi
kemungkinan itu tidak mungkin.” Kata Azura kepada Fawza, pertanyaan yang sudah
diketahui jawabannya.
“Eeemm... aku sangat berat untuk menjawab
pertanyaan ini.” Jawab Fawza “Tapi kalian harus tahu yang sebenarnya bahwa aku
keluar dari sini harus pindah ke Jerman bersama keluarga ku. Aku juga berharap
kita bisa bersama-sama lagi.” Lanjutnya dengan nada sedih.
“Jadi rencana tersebut serius?” Tanya
Shaqueen memastikan. Apa kamu sedang berbohong sama kita berlima? Kenapa tiba-tiba
kamu harus pindah ke Jerman? Kenapa engga di sini saja?!” Shaqueen memborbardir
Fawza dengan pertanyaan.
“Pada awalnya juga aku kaget banget waktu
ayahku bilang kalo sudah lulus aku harus pindah ke Jerman. sebenarnya aku juga
engga setuju, kalo aku harus pindah ke Jerman karena aku sudah nyaman di sini.
tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah keputusan keluargaku.”
Terang Fawza memberikan pengertian kepada sahabatnya.
“Sudahlah jangan mikirin apapun yang belum
terjadi. Lebih baik kita fokus pada ujian kita dulu agar kita semua mempunyai
nilai yang baik.” Hibur Alexsa menengahi.
“Benar juga kata alexsa, kita jangan
terlalu memikirkan yang belum terjadi, lebih baik kita nikmatin dulu masa-masa
persahabatan kita ini.” Imbuh Keyla.
Hari itu mereka berenam memutuskan menikmati
masa-masa indahnya di SMK Hanlim sebelum mereka berpisah dari sekolahan
tersebut. Mereka mempunyai rencana untuk membuat surat dalam botol kemudian
surat itu mereka kubur untuk dibuka dikemudian hari sebagai kenang-kenangan.
....
HARI
TERAKHIR FAWZA BERSAMA SAHABATNYA
Hari ini, tepat pada tanggal 16 bulan
Maret 2022 bertepatan pada hari jadi persahabatan mereka. Seharusnya hari ini
mereka merayakan hari jadi persahabatan yang begitu spesial, namun hari ini pun
terakhir kalinya Fawza bertemu dengan sahabatnya. Fawza memberikan sebuah foto
untuk sahabat-sahabtanya sebagai kenangan dan memberikan sebuah botol untuk di
masukan surat sesuai rencana yang mereka buat, yaitu menulis surat lalu di
masukan kedalam botol kemudian dikubur. Merka berenam berjanji agar tigak
melupakan kebersamaan mereka masing-masing. Mereka juga berjanji walupun mereka
tidak bisa melanjutkan perjalanan bersama-sama harus tetap bersemangat. Lalu
mereka mengampil foto bersama untuk terakhir kalinya sebelum semuanya berpisah.
Hari itu, hari bahagia penuh dengan
tangisan karena dihadapkan dengan perpisahan, yang entah kapan akan bertemu
kembali. Kebersamaan yang sudah terjalin cukup lama ternyata diakhiri dengan perpisahan
karena cita-cita dan impian terpaksa memisahkan mereka. Namun, di lubuk hati
mereka yang paling dalam, bagi mereka perpisahan ini bukanlah akhir dari
persahabatan mereka. Justru ini adalah awal yang baik bagi mereka untuk menjadi
orang yang lebih baik lagi tanpa didampingi seorang sahabat disampingnya. Mereka
berjanji bahwa mereka akan bertemu kembali dengan membawakan hasil dan jerih
payah mereka selama mereka mengejar mimpinya masing.
SELESAI.
“Seberapapun
kita dekat dengan sahabat kita, akan ada hari dimana kita harus berpisah karena
masa depan. Kita harus tetap mendukung keputusannya, janganlah kita merusak
mimpinya dengan keegoisan diri kita hanya karena tidak ingin berpisah. Karena kita
pun tidak boleh terlalu ketergantungan dengan orang lain. Jika kita sahabat
yang baik, kita tidak boleh mematahkan mimpinya. Namun, seharusnya kita harus
saling mensupport satu sama lain. Hanya saja meski dipisah karena keadaan jangan
sekali-kali memutuskan tali persaudaraan tersebut.” Oleh Ida Varihani.
Ida Varihani (kiri) Juara 3 Lomba Cipta Cerpen |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar