Selasa, 28 Juli 2020

CINTA YANG SESAAT

Ketika malam datang dan mataharipun tenggelam

Aku duduk dibawah bulan dan bintang

Aku melihat cahaya yang begitu terang

Saat itu aku sedang dilanda kegelisahan

Yang mengganggu hati ini

Aku bingung,

Aku mencintai dan menyayangi dia

Aku ceritakan semua kepada bulan dan bintang

Tentang rasa yang begitu mencintainya

Sampai ku lupa,

Aku hanya teman biasa, untuknya

Terlalu berharap untuk bersama

Namun hanya sia-sia

Kenapa dia datang dihidupku?

Sejenak, rapuhlah sudah bunga-bunga ini

Yang telah ku rangkai seindah mungkin

Untuk ku beri kepadanya

Ah sudahlah,

Lupakan!

Cinta ini hanyalah sesaat, mungkin.

 

Karya, Hermawatiningsih

KAU FANA BAGIKU TAPI NYATA DALAM IMAJINASIKU

Kau seperti kunang-kunang yang hadir dalam semilir angin dingin

Yang datang dikala sepi dan sunyiku seperti candu bagiku

Rasanya aku hanya ingin melihat senyuman itu walau aku tau kau dan aku

Hanya terhalang oleh jarak dan waktu

Kini rinduku menyelinap dalam selimut

Fana, warna merah jambu

Walau ku tak bisa mengungkapkan rasa ini tapi setidaknya aku mengerti

Bahwa rindu ini tak bisa hanya diukur dengan coretan kata-kata

Ingin rasanya aku menemuimu

Namun aku tersadar dari lamunanku bahwa itu semua hanya ilusi semata

Kau seperti fatamorgana

Kau hanya berada di dalam imanjinasi dan bayanganku

Yang selalu tersusun rapih tentangmu

Nyatanya kau tetap tinggal dalam mimpiku

Aku harap semesta berpihak padaku

Aku harap di regenerasi yang akan datang

Kau tak lagi menjadi fana bagiku

Aku yakin suatu saat nanti bisa melihat senyummu langsung

Dan jarak bukan lagi menjadi penghalang

Bagiku, kau seperti sajak dan kata yang ku tuliskan dalam buku diaryku

Tentang betapa ku mencintai dan mengagumimu

Tapi nyatanya aku hanya menjadi pengagum rahasiamu

Dalam diam sajaku.


Karya, Ulkiyatul Jannah

DAMPAK VIRUS KECIL MEMATIKAN

Tema : Covid - 19 dan Kegiatan Belajar di Rumah

Karya tulis, Rinawati


Awalnya saya merasa senang dan bahagia saat dirumahkan atau belajar dirumah karena adanya wabah virus corona, dengan begitu masa-masa prakerin akan usai dalam waktu yang lebih singkat dari yang sudah disepakati sebelumnya. Walaupun masa-masa prakerin memang menyenangkan akan tetapi rasanya saya juga rindu dengan suasana kelas yang selalu meninggalkan kesan kerinduan disetiap pertemuannya. Kegiatan belajar dirumah awalnya hanya dua minggu sesuai dengan anjuran pemerintah, itulah yang membuat saya bahagia karena setelah kegiatan belajar di rumah selesai maka saya akan berjumpa lagi dengan teman-teman di sekolah. Akan tetapi kegiatan belajar di rumah ternyata diperpanjang sampai waktu yang tidak ditentukan. Awalnya saya masih merasa senang, dengan begitu kegiatan sidang prakerin akan diundur sampai waktu yang tidak ditentukan. Akan tetapi kegiatan belajar dirumah yang terus menerus diperpanjang membuat saya merasa bosan. Dikarenakan tidak bisa bertemu dengan teman-teman, tentunya yang paling saya rindukan adalah uang saku yang biasa saya dapat ketika sekolah, namun saat ini saya tidak bisa mendapatkannya karena kegiatan belajar di rumah. Apalagi wabah virus corona ini atau biasa disebut covid-19 yang semakin hari semakin merajalela membuat segala aktifitas terhenti dan harus dilaksanakan dirumah. Wabah ini juga membuat banyak korban meninggal dunia yang semakin hari semakin banyak, hingga mencapai ratusan. Wabah ini pun membuat warga Indonesia harus di lockdown. Hal ini yang membuat masyarakat kalangan menengah ke bawah yang penghasilannya hanya cukup untuk makan bahkan kurang, kini harus kehilangan  mata pencaharian mereka. Kini yang bisa mereka lakukan hanya menunggu belas kasihan orang yang mampu dari kalangan atas juga pemerintah. Entah sampai kapan, jika virus ini tak kunjung pergi maka penghasilan mereka dari kalangan atas juga akan terhenti. Lantas, mereka yang tak mampu akan mengharapkan bantuan dari siapa lagi? mereka hanya bisa berdoa semoga wabah ini segera usai. Saat ini banyak dari mereka yang harus menjadi gelandangan karena tak mampu lagi untuk menyewa tempat tinggal dan kebijakan pemerintahlah yang mereka tunggu saat ini untuk kelangsungan hidupnya. Covid-19 inilah virus yang mematikan segala kegiatan dan aktifitas yang biasa dilakukan. Bahkan kegiatan belajar-mengajar yang biasa dilakukan di sekolah pun harus dilakukan di rumah. Kebiasaan warga Indonesia yang tak pernah lepas dari berkerumun dan berkumpul pun harus dihentikan sementara yang entah sampai kapan. Apalagi di bulan suci Ramadhan ini bulan yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang karena bulan inilah yang biasanya dijadikan ladang untuk mencari pahala dan dibulan ini juga banyak orang bersilaturahmi bahkan pulang ke rumah orang tuanya. Namun, ramadhan tahun ini tidak bisa mereka lakukan karena mengikuti anjuran dari pemerintah untuk tidak mudik untuk mengurangi dampak penyebaran virus corona, agar tidak terpapar virus mematikan ini. Baru kali ini saya tidak merasa bahagia saat kegiatan belajar-mengajar dirumahkan dan mungkin bukan hanya saya saja yang merasakannya. Banyak orang juga berpikir demikian, yang biasanya jalan-jalan saat libur kini tak bisa dilakukan lagi karna virus corona yang semakin hari semakin meluas hampir ke seluruh dunia dan karena virus ini juga banyak berita-berita hoax beredar yang membuat masyarakat menjadi semakin resah dan takut.

Covid… Covid… Covid… inilah yang sedang menjadi perbincangan dunia, hampir seluruh dunia terkena dampak dari virus ini. Virus kecil mematikan inilah sebutan banyak orang terhadap wabah virus corona yang membuat banyak orang harus kehilangan orang-orang yang mereka sayangi. Banyak kegiatan yang harus dihentikan dan ditunda sementara waktu karenanya kegiatan ujian yang seharusnya sudah selesai tahun ini. Banyak siswa kelas XII yang merasa kecewa akan hal ini, yang seharusnya menjadi kenangan terindah yang membuat kesan tak terlupakan pun tidak bisa mereka lakukan. Tapi menurut saya, mereka adalah lulusan yang akan selalu diingat banyak orang karena mereka spesial tak akan ada lulusan yang seperti mereka.


KEGIATAN GUE DI MASA VIRUS COVID - 19 MENYERANG

Tema : Covid – 19 dan Kegiatan Belajar di Rumah

Karya tulis, Hanurladin

Kenalin nama gue Hanurladin, biasa dipanggil Hanur. Umur gue 16 tahun dan gue cuma murid sekolah biasa. Gue sekolah di SMK BBM Kandanghaur, sekolah terbaik yang pernah gue rasain. Di sekolah ini setiap hari mengadakan sholat duha di pagi hari. Gue ngambil jurusan Multimedia di sekolah ini karena style gue bisa dibilang lebih cocok sama pengeditan dan pengambilan gambar. Gurunya ya bisa dibilang baik, ganteng, cantik apalagi wali kelas gue di X Multimedia waktu itu namanya Pak Ginanjar. Beliau adalah sosok yang mungkin menurut gue adalah guru terbaik yang pernah gue temui. Hmm... mungkin menurut gue X Multimedia merupakan kelas yang sedikit amburadul kalau menurut bahasa jawa, tapi ya sudahlah bukan itu bahasan pentingnya.

Pada tahun 2019 lalu, dunia ini dihebohkan oleh sebuah virus atau bisa dibilang biangnya penyakit yang bisa ditularkan kepada manusia lain hanya lewat sentuhan. Virus ini berasal dari kota Wuhan di China. Pada awalnya ada seseorang yang memakan makanan olahan laut atau yang kita kenal dengan seafood di pasar Seafood Huanan. Ketika orang itu menimbulkan gejala batuk, demam dan semacamnya, di pikir bahwa itu hanyalah demam biasa. Dia tidak menyadari itu adalah sebuah virus atau penyakit menular yang sangat berbahaya. Hingga pada akhirnya setelah beberapa bulan kemudian penyakit ini telah menewaskan 80.000 jiwa di dunia. Covid – 19 nama virus yang sekarang sedang merambak di duni. Dari sini menurut kesimpulan gue, bahwa virus ini mungkin merupakan senjata biologis yang bocor dari pemerintah Wuhan dan tidak sengaja merambak keseluruh dunia. Kalo dipikir-pikir mungkin ini mirip dengan virus yang ada pada film-film. Kalian tahu sendirikan? Yap! Benar, ini mirip dengan serangan zombie dari Umbrella Corporation di film Resident Evil dimana Umbrella Corporation menciptakan senjata biologis yang bisa di bilang sedikit creepy atau menyeramkan, itu sih menurut kesimpulan gue ya.... terserah mindset kalian ajalah. Hingga pada akhirnya sekolahan gue diliburkan untuk beberapa minggu guna mengantisipasi virus ini menyebar. Ya enak, libur memanglah enak dan mengasyikan apalagi kalau kita rekreasi.

Di minggu pertama, gue cuma bisa berbaring di rumah. Diam dan tak ada kegiatan sama sekali. Sesekali gue buka handphone cuma buat liat story whatsapp dari teman teman gue. Siang hari gue keluar dari rumah, gue cuma bawa tas selempang dan mengenakan masker agar tidak tertular Covid – 19 dan juga jaga jarak aman, dan tidak bersentuhan kulit. Tapi ternyata gue melihat banyak orang yang lalu lalang naik motor di jalan. Gue berpikir, katanya antisipasi Covid – 19 tapi kok rata-rata orang pada keluar dari rumah tidak memakai pengaman sama sekali. Maksud gue masker gitu. Ini adalah cerita minggu pertama gue.

Di minggu kedua, gue cuma bisa mondar-mandir dari dua desa. Lebih tepatnya ke rumah saudara gue. Kegiatan apa yang gue lakuin disana hanya bekerja sambilan untuk mendapatkan uang jajan agar tidak gelapakan. Karena di masa libur biasanya anak sekolah kesulitan mendapatkan uang jajan. Jadi gue memanfaatkan celah ini untuk bekerja paruh waktu untuk mendapat uang yang cukup disamping bermain dan belajar. Gue belajar melalui media belajar online karena sekolah diliburkan. Itu sangat sangat membosankan, kalau kita libur tapi tidak mempunyai uang, karena uang adalah sumber utama dari sebuah kehidupan, mantap!

Di minggu ketiga, gue udah mulai malas-malasan karena ya... kalian tau sendiri seperti apa karantina. Kesepian, kuota gak ada dan uang mulai sulit didapatkan karena ponakan gue datang. Semenjak itu tugas terbagi, pendapatan gue gak 100% melainkan Cuma 35% yang gue dapatkan dari pekerjaan paruh waktu ini T-T.

Di minggu keempat, gue keseringan begadang karena sering bermain PC terlalu lama, kisaran 6 – 7 jam-an dari jam 07.00 malam sampai 04.00 pagi. Pada minggu keempat ini gue terlalu mengantuk untuk melakukan pekerjaan paruh waktu. Ya... hingga pada akhirnya gue menemukan solusi untuk menutupi kekurangan uang ini, dengan membuat es batu dan menjual kepada pedagang warungan kecil. Dari situ gue pikir itu hal yang menarik karena gue bisa dapat duit lewat es batu doang :).

Di minggu keempat juga, gue dapet pesan dari grup Metaforasa untuk membuat sebuah karangan tentang Covid – 19 dan kegiatan apa yang gue lakukan di rumah, karena gue merasa gabut dan sangat tidak ada pekerjaan gue langsung menulis apa yang gue lakuin seperti cerita diatas, dan jadilah tulisan ini .

TETAP DI RUMAH, BANTU CEGAH PENULARAN COVID - 19

Tema : Covid-19 dan Kegiatan Belajar di Rumah

Karya tulis, Ul Kiyyatul Jannah

Saat libur awalnya senang. Saat belum ada himbauan, saat Indramayu belum ada berita Indonesia terkena covid-19. Tapi setelah itu paradoks, semuanya pun menyesuaikan. Ditambah tugas yang terus menerus berdatangan, tugas diluar pemahaman, kesiapan dan tugas yang menyulitkan. Ceritaku saat libur, hanya di rumah namun sesekali berkumpul bersama teman yang dekat dan bisa dijangkau serta masih steril dari penyebaran virus. Sesekali pula keluar rumah untuk mencari jaringan atau sinyal guna menyelesaikan ataupun mencari tahu tugas sekolah yang diberikan, karena rumahku termasuk kawasan susah sinyal. Banyak rencana yang sudah dipersiapkan untuk libur sekolah namun hampir semuanya mutlak dibatalkan karena untuk membantu pemerintah dalam menangani penyebaran corona virus disiase.

Saat dirumah, banyak pula pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dengan orang tua yang kurang paham dengan tugas-tugas yang diberikan guru kepadaku. Walau sering rebahan namun tak tenang bila terus mengerjakan tugas, tak fokus dengan orang tua yang selalu menasihati untuk tidak berlama-lama dengan handphone. Bahkan, berlama-lama diam diluar yang sebenarnya mengerjakan tugas dan mencari jaringan atau sinyal pun tetap mendapat teguran mereka. Dari libur ini banyak perubahan, dari jam tidur yang tidak teratur, mandi semuanya, perut sering merasakan lapar, mata perih karena berlama-lama melihat layar handphone atau sinar biru, perjalanan yang dibatasi, bersosial yang dibatasi dan lain sebagainya. Intinya, ceritaku tak jauh beda dengan yang lain. Mungkin yang membedakan, aku tak keseringan diam di rumah dan tak jarang main keluar rumah. Mulai dari kepentingan rumah, pribadi bahkan tugas.

Virus corona, tentang hal tersebut berdampak juga kepada pemudik. Banyak warga yang setelah pulang mudik harus diperiksa di rumah sakit dulu, karena khawatir terjadi apa-apa. Setelah semuanya baik-baik saja tidak adanya gejala Covid-19 maka warga yang telah mudik bisa pulang ke rumah keluarga. Namun, tenaga kesehatan di rumah sakit Indramayu menghadapi kelangkaan pasokan alat-alat kesehatan hal tersebut menimbulkan kekhawatiran meski sejatinya wabah tersebut baru dimulai, untuk sementara setiap pasiennya diberikan antiseptik gratis agar terhindar dari virus Covid-19. Para tenaga medis melihat pasien yang datang dengan gejala khas Covid-19 yaitu demam, batuk, kadang-kadang sakit tenggorokan, sakit paru-paru, sakit dada. Orang lain datang dengan gejala gastro-intestinal yaitu mual, muntah, diare, yang telah diidentifikasi sebagai kemungkinan gejala awal Covid. Mereka juga memperhatikan bahwa para pasien datang dengan mata merah, mata mereka merah di pinggirannya. Pasien yang datang kemudian ternyata positif Covid, mereka bisa melihat penyakitnya di wajah mereka, di mata mereka. Bahkan, UGD rumah sakit sepenuhnya pasien Covid.

Namun, ada beberapa cara pencegahan agar tidak terkena virus ini, yaitu dengan:

  1. Jamu empon empon, jahe merah, biang kunyit, kayu manis, dan sereh. Campuran rempah tersebut dinilai bisa meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak sedikit orang yang mengonsumsinya untuk mencegah tertular Covid-19.,
  2. Kemampuan jeruk untuk melawan corona didapat dari kandungan flavonoid berjenis hesperidin di dalamnya. Hesperidin dianggap mampu memberikan perlindungan untuk tubuh dari serangan bakteri dan
  3. Jambu biji
  4. Daun kelor

Selain itu juga harus tetap rajin cuci tangan setiap hari, harus tetap memakai masker di saat bepergian, tetap makan makanan yang sehat dan bergizi, berolahraga yang teratur, berjemur setiap jam tujuh agar sehat, sholat dan berdzikir supaya terhindar dari Covid-19 dan tetap di rumah jika tidak berkepentingan.

...

Aku kangen sekolah, kangen belajar, kangen teman teman, kangen lingkungan sekolah

Duka kan menjadi suka ketika corona pergi dari muka bumi ini

Kedatanganmu membuat orang-orang berlalu lalang

Mencari makanan, kebutuhan sehari hari, demi tetap sehat

Tapi apakah kamu tidak tau corona?

Banyak rakyat-rakyat miskin kehilangan pekerjaan

Banyak orang-orang bertahan hidup demi melawan virusmu

Banyak orang-orang yang selalu dihadapkan kematian setiap hari

Sorak suara keluarga mengasihi semua ruangan

Air mata jatuh deras seperti hujan kemarin malam

Yang disambut guntur berita duka selalu datang silih berganti tanpa henti

Aku harap bumiku lekas sembuh dari duka tak kunjung henti

Aku harap kau cepat pergi darinya bumi ini corona

Semua orang ingin tenang damai dan tentram

Dan tertidur pulas tak lagi memikirkan nafkah untuk keluarganya

 

WASPADA COVID - 19

Tema : Covid - 19 dan Kegiatan Belajar di Rumah

Karya tulis, Elita Putri


Covid-19 adalah penyakit menular yang sering dikatakan virus mematikan. Virus ini meresahkan banyak masyarakat sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk berkomunikasi secara langsung hingga membuat aktifitas masyarakat terhalang. Seperti susah untuk keluar rumah, sekolah diliburkan, beribadah dan bekerja di rumah, dan menghindari kerumunan.

Pemerintah selalu menghimbau kepada masyarakat untuk berdiam diri di rumah, karena pemerintah belum menemukan obat untuk menyembuhkan virus ini. Namun pemerintah memberitahukan agar terbiasa hidup bersih. Seperti membiasakan mencuci tangan setiap sepuluh detik menggunakan handsanitizer. Pemerintah juga melakukan penyemprotan disinfektan di setiap wilayah Indonesia agar terhindar dari Virus Covid-19. Maka dari itu, kita sebagai warga negara harus mematuhi anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah dan menggunakan masker jika bepergian. Jangan panik dan tetap melakukan aktifitas didalam rumah, sering berolahraga, makan makanan bergizi, dan menerapkan pola hidup sehat.

Kini, sudah hampir dua bulan Virus Covid-19 melanda Indonesia, banyak sekali kerugian yang dialami masyarakat. Bahkan para pelajar seperti saya ikut merasakan dampak tersebut. Kami, harus belajar di rumah selama Virus Covid-19 belum membaik. Namun, banyak keluhan dari siswa karena ada yang tidak mempunyai handphone atupun kuota internet. Sedangkan kesulitan saya selama Covid-19 melanda di negara kita, belajar di rumah banyak yang tidak mengerti jadi apa yang ditugaskan butuh waktu banyak untuk memahaminya. Selain itu, belajar di rumah kurang efektif karena kami belajar sendiri. Meski di rumah ada orang tua, namun orang tua tidak bisa mengajari materi dan hanya sesekali bisa membimbing anaknya saja. Siswa pun banyak yang mengeluh karena teman-temannya yang kerap datang kerumahnya karena tidak memiliki kuota internet. Banyak juga yang menyalahgunakan belajar di rumah seperti bermain game online, membuat kerumunan dan sebagainya.

Tidak hanya ada kerugian, Virus Covid-19 pun memiliki kelebihan terkhusus untuk saya pribadi yaitu bisa berhemat contohnya perjalanan dari rumah ke sekolah membutuhkan biaya karena adanya Virus Covid-19, uang yang disediakan untuk ongkos berangkat sekolah bisa untuk menambahkan kebutuhan pokok di rumah ataupun bisa meringankan biaya ekonomi. Bukan hanya itu, kita juga bisa sering berkumpul bersama keluarga, menghabiskan banyak waktu luang dan waktu luang tersebut bisa diisi dengan masak bersama keluarga, bermain bersama keluarga, membersihkan rumah sambil tertawa bersama keluarga. Kelebihan selanjutnya, kita bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat karena kita semua dihimbau oleh pemerintah untuk terus menerapkan pola hidup tersebut. Kita harus selalu mengingatkan hal kecil tentang pencegahan Virus Covid-19 yaitu dengan sering mencuci tangan menggunakan handsanitizer dan memakai masker jika sedang batuk ataupun bersin.

Saya pribadi sebagai pelajar, mengucapkan terima kasih untuk semua tim medis yang sedang berjuang menyelamatkan dan membantu semua manusia yang terpapar Virus Covid-19, yang mempertaruhkan nyawa dan rela tidak bisa berkumpul ataupun bertemu dengan keluarganya karena mereka takut kehilangan orang yang disayangi. Oleh karena itu, kita bisa membatu mereka dengan mentaati semua aturan yang pemerintah berikan yaitu berdiam diri dirumah agar bisa memutus penularan Virus Covid-19. Dan dengan adanya kejadian ini semoga bisa menyadarkan kita semua dan kembali kejalan yang benar jangan panik, tetap melakukan aktifitas di dalam rumah sampai semua keadaan membaik kembali.