Selasa, 28 Juli 2020

KAU FANA BAGIKU TAPI NYATA DALAM IMAJINASIKU

Kau seperti kunang-kunang yang hadir dalam semilir angin dingin

Yang datang dikala sepi dan sunyiku seperti candu bagiku

Rasanya aku hanya ingin melihat senyuman itu walau aku tau kau dan aku

Hanya terhalang oleh jarak dan waktu

Kini rinduku menyelinap dalam selimut

Fana, warna merah jambu

Walau ku tak bisa mengungkapkan rasa ini tapi setidaknya aku mengerti

Bahwa rindu ini tak bisa hanya diukur dengan coretan kata-kata

Ingin rasanya aku menemuimu

Namun aku tersadar dari lamunanku bahwa itu semua hanya ilusi semata

Kau seperti fatamorgana

Kau hanya berada di dalam imanjinasi dan bayanganku

Yang selalu tersusun rapih tentangmu

Nyatanya kau tetap tinggal dalam mimpiku

Aku harap semesta berpihak padaku

Aku harap di regenerasi yang akan datang

Kau tak lagi menjadi fana bagiku

Aku yakin suatu saat nanti bisa melihat senyummu langsung

Dan jarak bukan lagi menjadi penghalang

Bagiku, kau seperti sajak dan kata yang ku tuliskan dalam buku diaryku

Tentang betapa ku mencintai dan mengagumimu

Tapi nyatanya aku hanya menjadi pengagum rahasiamu

Dalam diam sajaku.


Karya, Ulkiyatul Jannah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar