Tema
: Covid – 19 dan Kegiatan Belajar di Rumah
Karya tulis, Hanurladin
Kenalin nama gue Hanurladin, biasa dipanggil
Hanur. Umur gue 16 tahun dan gue cuma murid sekolah biasa. Gue sekolah di SMK
BBM Kandanghaur, sekolah terbaik yang pernah gue rasain. Di sekolah ini setiap
hari mengadakan sholat duha di pagi hari. Gue ngambil jurusan Multimedia di
sekolah ini karena style gue bisa dibilang lebih cocok sama pengeditan dan
pengambilan gambar. Gurunya ya bisa dibilang baik, ganteng, cantik apalagi wali
kelas gue di X Multimedia waktu itu namanya Pak Ginanjar. Beliau adalah sosok
yang mungkin menurut gue adalah guru terbaik yang pernah gue temui. Hmm...
mungkin menurut gue X Multimedia merupakan kelas yang sedikit amburadul kalau
menurut bahasa jawa, tapi ya sudahlah bukan itu bahasan pentingnya.
Pada tahun 2019 lalu, dunia ini dihebohkan oleh
sebuah virus atau bisa dibilang biangnya penyakit yang bisa ditularkan kepada
manusia lain hanya lewat sentuhan. Virus ini berasal dari kota Wuhan di China.
Pada awalnya ada seseorang yang memakan makanan olahan laut atau yang kita
kenal dengan seafood di pasar Seafood Huanan. Ketika orang itu menimbulkan gejala
batuk, demam dan semacamnya, di pikir bahwa itu hanyalah demam biasa. Dia tidak
menyadari itu adalah sebuah virus atau penyakit menular yang sangat berbahaya.
Hingga pada akhirnya setelah beberapa bulan kemudian penyakit ini telah menewaskan
80.000 jiwa di dunia. Covid – 19 nama virus yang sekarang sedang merambak di
duni. Dari sini menurut kesimpulan gue, bahwa virus ini mungkin merupakan
senjata biologis yang bocor dari pemerintah Wuhan dan tidak sengaja merambak
keseluruh dunia. Kalo dipikir-pikir mungkin ini mirip dengan virus yang ada
pada film-film. Kalian tahu sendirikan? Yap! Benar, ini mirip dengan serangan
zombie dari Umbrella Corporation di
film Resident Evil dimana Umbrella Corporation menciptakan senjata
biologis yang bisa di bilang sedikit creepy
atau menyeramkan, itu sih menurut kesimpulan gue ya.... terserah mindset kalian
ajalah. Hingga pada akhirnya sekolahan gue diliburkan untuk beberapa minggu guna
mengantisipasi virus ini menyebar. Ya enak, libur memanglah enak dan mengasyikan
apalagi kalau kita rekreasi.
Di minggu pertama, gue cuma bisa berbaring di
rumah. Diam dan tak ada kegiatan sama sekali. Sesekali gue buka handphone cuma buat liat story whatsapp dari teman teman gue. Siang
hari gue keluar dari rumah, gue cuma bawa tas selempang dan mengenakan masker
agar tidak tertular Covid – 19 dan juga jaga jarak aman, dan tidak bersentuhan
kulit. Tapi ternyata gue melihat banyak orang yang lalu lalang naik motor di
jalan. Gue berpikir, katanya antisipasi Covid – 19 tapi kok rata-rata orang pada
keluar dari rumah tidak memakai pengaman sama sekali. Maksud gue masker gitu. Ini
adalah cerita minggu pertama gue.
Di minggu kedua, gue cuma bisa mondar-mandir
dari dua desa. Lebih tepatnya ke rumah saudara gue. Kegiatan apa yang gue
lakuin disana hanya bekerja sambilan untuk mendapatkan uang jajan agar tidak
gelapakan. Karena di masa libur biasanya anak sekolah kesulitan mendapatkan
uang jajan. Jadi gue memanfaatkan celah ini untuk bekerja paruh waktu untuk mendapat
uang yang cukup disamping bermain dan belajar. Gue belajar melalui media
belajar online karena sekolah diliburkan. Itu sangat sangat membosankan, kalau
kita libur tapi tidak mempunyai uang, karena uang adalah sumber utama dari
sebuah kehidupan, mantap!
Di minggu ketiga, gue udah mulai malas-malasan
karena ya... kalian tau sendiri seperti apa karantina. Kesepian, kuota gak ada
dan uang mulai sulit didapatkan karena ponakan gue datang. Semenjak itu tugas
terbagi, pendapatan gue gak 100% melainkan Cuma 35% yang gue dapatkan dari
pekerjaan paruh waktu ini T-T.
Di minggu keempat, gue keseringan begadang
karena sering bermain PC terlalu lama, kisaran 6 – 7 jam-an dari jam 07.00
malam sampai 04.00 pagi. Pada minggu keempat ini gue terlalu mengantuk untuk
melakukan pekerjaan paruh waktu. Ya... hingga pada akhirnya gue menemukan
solusi untuk menutupi kekurangan uang ini, dengan membuat es batu dan menjual kepada
pedagang warungan kecil. Dari situ gue pikir itu hal yang menarik karena gue
bisa dapat duit lewat es batu doang :).
Di minggu keempat juga, gue dapet pesan dari
grup Metaforasa untuk membuat sebuah karangan tentang Covid – 19 dan kegiatan
apa yang gue lakukan di rumah, karena gue merasa gabut dan sangat tidak ada
pekerjaan gue langsung menulis apa yang gue lakuin seperti cerita diatas, dan
jadilah tulisan ini ☺.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar