Selasa, 28 Juli 2020

KEGIATAN GUE DI MASA VIRUS COVID - 19 MENYERANG

Tema : Covid – 19 dan Kegiatan Belajar di Rumah

Karya tulis, Hanurladin

Kenalin nama gue Hanurladin, biasa dipanggil Hanur. Umur gue 16 tahun dan gue cuma murid sekolah biasa. Gue sekolah di SMK BBM Kandanghaur, sekolah terbaik yang pernah gue rasain. Di sekolah ini setiap hari mengadakan sholat duha di pagi hari. Gue ngambil jurusan Multimedia di sekolah ini karena style gue bisa dibilang lebih cocok sama pengeditan dan pengambilan gambar. Gurunya ya bisa dibilang baik, ganteng, cantik apalagi wali kelas gue di X Multimedia waktu itu namanya Pak Ginanjar. Beliau adalah sosok yang mungkin menurut gue adalah guru terbaik yang pernah gue temui. Hmm... mungkin menurut gue X Multimedia merupakan kelas yang sedikit amburadul kalau menurut bahasa jawa, tapi ya sudahlah bukan itu bahasan pentingnya.

Pada tahun 2019 lalu, dunia ini dihebohkan oleh sebuah virus atau bisa dibilang biangnya penyakit yang bisa ditularkan kepada manusia lain hanya lewat sentuhan. Virus ini berasal dari kota Wuhan di China. Pada awalnya ada seseorang yang memakan makanan olahan laut atau yang kita kenal dengan seafood di pasar Seafood Huanan. Ketika orang itu menimbulkan gejala batuk, demam dan semacamnya, di pikir bahwa itu hanyalah demam biasa. Dia tidak menyadari itu adalah sebuah virus atau penyakit menular yang sangat berbahaya. Hingga pada akhirnya setelah beberapa bulan kemudian penyakit ini telah menewaskan 80.000 jiwa di dunia. Covid – 19 nama virus yang sekarang sedang merambak di duni. Dari sini menurut kesimpulan gue, bahwa virus ini mungkin merupakan senjata biologis yang bocor dari pemerintah Wuhan dan tidak sengaja merambak keseluruh dunia. Kalo dipikir-pikir mungkin ini mirip dengan virus yang ada pada film-film. Kalian tahu sendirikan? Yap! Benar, ini mirip dengan serangan zombie dari Umbrella Corporation di film Resident Evil dimana Umbrella Corporation menciptakan senjata biologis yang bisa di bilang sedikit creepy atau menyeramkan, itu sih menurut kesimpulan gue ya.... terserah mindset kalian ajalah. Hingga pada akhirnya sekolahan gue diliburkan untuk beberapa minggu guna mengantisipasi virus ini menyebar. Ya enak, libur memanglah enak dan mengasyikan apalagi kalau kita rekreasi.

Di minggu pertama, gue cuma bisa berbaring di rumah. Diam dan tak ada kegiatan sama sekali. Sesekali gue buka handphone cuma buat liat story whatsapp dari teman teman gue. Siang hari gue keluar dari rumah, gue cuma bawa tas selempang dan mengenakan masker agar tidak tertular Covid – 19 dan juga jaga jarak aman, dan tidak bersentuhan kulit. Tapi ternyata gue melihat banyak orang yang lalu lalang naik motor di jalan. Gue berpikir, katanya antisipasi Covid – 19 tapi kok rata-rata orang pada keluar dari rumah tidak memakai pengaman sama sekali. Maksud gue masker gitu. Ini adalah cerita minggu pertama gue.

Di minggu kedua, gue cuma bisa mondar-mandir dari dua desa. Lebih tepatnya ke rumah saudara gue. Kegiatan apa yang gue lakuin disana hanya bekerja sambilan untuk mendapatkan uang jajan agar tidak gelapakan. Karena di masa libur biasanya anak sekolah kesulitan mendapatkan uang jajan. Jadi gue memanfaatkan celah ini untuk bekerja paruh waktu untuk mendapat uang yang cukup disamping bermain dan belajar. Gue belajar melalui media belajar online karena sekolah diliburkan. Itu sangat sangat membosankan, kalau kita libur tapi tidak mempunyai uang, karena uang adalah sumber utama dari sebuah kehidupan, mantap!

Di minggu ketiga, gue udah mulai malas-malasan karena ya... kalian tau sendiri seperti apa karantina. Kesepian, kuota gak ada dan uang mulai sulit didapatkan karena ponakan gue datang. Semenjak itu tugas terbagi, pendapatan gue gak 100% melainkan Cuma 35% yang gue dapatkan dari pekerjaan paruh waktu ini T-T.

Di minggu keempat, gue keseringan begadang karena sering bermain PC terlalu lama, kisaran 6 – 7 jam-an dari jam 07.00 malam sampai 04.00 pagi. Pada minggu keempat ini gue terlalu mengantuk untuk melakukan pekerjaan paruh waktu. Ya... hingga pada akhirnya gue menemukan solusi untuk menutupi kekurangan uang ini, dengan membuat es batu dan menjual kepada pedagang warungan kecil. Dari situ gue pikir itu hal yang menarik karena gue bisa dapat duit lewat es batu doang :).

Di minggu keempat juga, gue dapet pesan dari grup Metaforasa untuk membuat sebuah karangan tentang Covid – 19 dan kegiatan apa yang gue lakukan di rumah, karena gue merasa gabut dan sangat tidak ada pekerjaan gue langsung menulis apa yang gue lakuin seperti cerita diatas, dan jadilah tulisan ini .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar