Rabu, 27 Januari 2021

TERLUKA

Merah merona mawar di tepi belantara
Harumnya menyebar mengundang hasrat
Onak dan duri membuat barikade di tangkainya
Jikalau tak awas dan lalai bisa tersengat
Merah merona mawar di tepi belantara
Menggoda sang kumbang bertandang
Berlomba ingin memagut sari madunya
Walau harus menerjang duri yang menghadang


Duhai mawar merona dambaanku
Pesona yang kau tebar membuncahkan birĘŚhiku
Kau biarkan aku limbung dan hilang akalku
Melayang jauh ke angkasa lalu terjerembab kaku
Duri yang lukai tubuhku ada asa tuk sembuh kembali
Kala hati dan perasaan terkoyak oleh lidahmu
Kemana lagi obat yang harus kucari
Sungguh terluka aku di tepi belantara cintamu

...

Oleh, Yesa Agista

MAWAR BERDURI

 "Cintaku bagaikan mawar, indah tapi menyakitkan"

Namaku Yogas. Aku bersekolah di SMA Garuda. Aku pernah menyukai seseorang. Kana namanya. Seorang perempuan secantik bunga mawar yang pernah aku kira akan menetap dihatiku. Namun ternyata hanya sekedar singgah dan hanya meninggalkan luka. Kisah cintaku ini dimulai dari bangku kelas XII IPA 1, sedangkan dia saat itu duduk di kelas XII IPS 2. Pertemuan ku dengannya dimulai hari itu. Hari dimana dia menolongku ketika aku sedang benar-benar terpuruk. Dia membuatku bangkit dan mengajarkanku untuk selalu mensyukuri hidup yang telah Tuhan berikan untukku.

“Jangan pernah menyerah ya, karena hidupmu masih panjang. Kamu harus bersyukur loh masih punya orang tua yang lengkap. Banyak orang di luar sana yang bahkan tidak mempunyai orang tua. Jadi bersyukurlah.” Sederet kalimat ajaib yang mampu menyejukan hatiku keluar dari bibir manisnya. Saat itu aku sedang dalam keadaan yang entah aku sendiri pun tidak mengerti.

 Kalimatnya membuatku tersadar, bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani harus di syukuri.

“Gimana keadaan kamu sekarang? udah lebih baik dari kemarin kan?” Tanya Kana padaku, siang itu.

Udah kok,makasih buat yang kemarin.” Jawabku.

Iya sama-sama. Santai aja.” Ucapnya pelan dengan seulas senyuman di wajahnya.

Setelah kejadian tersebut aku dan dia menjadi dekat. Menghabiskan jam istirahat bersama, membaca buku di perpus bersama dan melakukan hal kecil lainnya. Hal tersebut membuat warga sekolah terkadang mengira kami berpacaran. Di tambah, dia sering sekali memberiku perhatian lebih layaknya orang pacaran. Semenjak itu aku mulai merasakan ada yang aneh dengan perasaan ku. Ada rasa yang berbeda setiap aku dekat dengannya, Aku selalu merasa nyaman bersamanya. Segala perhatian yang diberikan seperti energi positif terhadap kehidupanku. Aku semakin memahami dengan keanehanku, bahwa aku mulai memiliki rasa untuknya. Rasa mencintai yang dirasakan anak muda pada umumnya. Namun, seiring waktu berjalan, rasa itu semakin menjadi. Bahkan, terkadang aku tidak menyadari bahwa cinta dapat membutakan segalanya. Sekarang terjadi padaku, seharusnya aku tidak menaruh perasan sedalam ini untuknya. aku mencintai orang yang seharusnya tidak aku cintai sedalam ini.

Hari itu aku memberanikan diri untuk memberikannya sebuah surat yang telah ku tuliskan seluruh perasaanku padanya. Aku ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya.

“Kana, aku punya sesuatu buat kamu." Kataku dengan gugup.

“O ya apa itu?” Tanyanya dengan raut wajah yang penasaran.

Aku mengeluarka surat itu dari saku celanaku dan dengan hati-hati ku berikan padanya “Ini. tapi kamu bacanya di dalam kelas aja ya jangan disini.” Kataku kemudian pergi setelah melihat anggukan kepalanya tanda setuju.

 

Kana aku nggak tau harus mulai darimana dulu,

Kana,

Kamu yang datang tanpa suara

Kamu yang kini ada dihati

Dulu kita adalah sepasang orang asing yang tak saling mengenal

Dan dipertemukan karena cinta

Kana,

Kamu adalah penerang dalam hidupku

Ketika keadaan terburukku

Yang aku sendiripun tidak tahu harus apa

Tapi kamu memberiku semangat

Memberi aku kehidupan

Kana,

Kamu adalah sosok yang aku butuhkan saat ini

Jujur aku ingin mengungkapkan perasaan ini

Perasaan yang akhir-akhir ini mengganggu tidur ku tiap malamnya

Aku mencintaimu.

Jangan pernah tanya kenapa perasaan ini bisa ada

Karena aku sendiripun tidak tahu...

Tapi aku benar-benar sayang kepadamu

Ingin rasanya menjadi pelindungmu

Ingin rasanya selalu ada untuk mu

Ingin rasanya menjadi tempatmu bercerita.

...

Yogas

 

Kana hanya terdiam. Dia bingung dengan apa yang barusan dia baca. Perasaan Yogas padanya. Padahal, selama ini dia hanya menganggap lelaki itu hanya teman. Teman yang sedang membutuhkan pertolongan tidak lebih. Tapi Yogas...?

Perasaan bersalah menyelimuti hati Kana. Perasaan sepenuhnya bukan pada Yogas melainkan lelaki bernama Eric, siswa kelas 12 IPA 2. Tapi apa yang harus dia lakukan? Apa yang harus dikatakan pada Yogas agar tidak menyakiti hati lelaki tersebut? Sedangkan baru saja kemarin Eric menyatakan perasaannya padaku, dan aku tentu saja menerimanya karena aku menyukainya.

Aku benar-benar bingung, apakah aku harus berbicara pada Eric tentang ini? Mungkin saja dia punya solusi. Baiklah, setelah pulang sekolah ini aku akan menceritakannya pada Eric.” Kana berbicara pada dirinya sendiri.

Sementara itu disisi lain, Yogas dengan hati penuh harap menunggu kabar dari Kana.

“Gas, sebelumnya aku minta maaf. Aku ngga bisa nerima kamu.” Kata Kana pada Yogas, di dampingi Eric, kekasih Kana.

Yogas terdiam mendengar perkataan Kana.

“Selama ini, aku hanya menganggpmu temanku. Teman baikku. Dan... Lagi pula aku sudah jadian sama Eric. Jadi, maaf...” Kana menatap Yogas yang masih memilih diam. Harpan Yogas sia-sia. Langit seperti runtuh saat itu juga. Sekilas dia melirik Eric yang disamping Kana. Yogas berusaha untuk tersenyum meski getir.

“Ya, tak apa.” Akhirnya Yogas membuka mulutnya meski dengan suara lirih. “Tak apa, aku mengerti. Aku saja yang terlalu berharap dan berimajinasi tinggi. Aku ucapkan selamat kepada kalian. Semoga kalian bahagia.” Kata Yogas, sejenak kemudian berlalu meninggalkan Kana dan Eric dengan penuh rasa kasihan pada lelaki tersebut.

 

Namun, semua telah temui sisi sunyi

Saat kau pergi tinggalkan diri

Dimana janji yang kau untai

Tuk arungi kisah yang kian lunglai

 

Kau hanya pembohong keji

Dengan kata sembunyikan arti

Janji itu telah berakhir

 

Tertusuk mawar berduri

Yang kau balut begitu rapi

Hingga aku sadari

Kini,

Cintamu hanyalah sunyi

 

Selesai .

 

 

Ditulis oleh, Angelica Aura Putri, Putri Winenti, Shela Enjellika dan Yesa Agista

PROFIL KETUA BURSA KERJA KHUSUS SMK BANGUN BANGSA MANDIRI KANDANGHAUR

 


Puad, S. T., Lahir pada tanggal 06 Juni 1979, di Indramayu tepatnya di Desa Rancahan Blok Plasah. Beliau yang kerap disapa Pak Puad, terlahir dari keluarga yang dibilang kurang mampu. Kedua orang tua beliau hanya seorang buruh tani biasa dengan penghasilan pas-pasan. Namun, dengan latar belakang orang tua yang seperti itu tidak menyurutkan beliau untuk mengenyam pendidikan meskipun ketika belajar di malam hari beliau dihadapkan dengan ruangan yang hanya bercahaya lampu minyak.  Sehinggan beliau mampu menamatkan pendidikan dasarnya di SD Pranggon II Kec. Arahan dan lulus pada tahun 1992.

Setelah lulus dari jenjang sekolah dasar, beliau pindah domisili dan melanjutkan pendidikan pertamanya di MTS GUPPI Manggungan, lulus pada tahun 1995. Namun, dikarenakan kondisi perekonomian keluarga beliau pada saat itu kurang mampu, beliau memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah menengah atas seperti temannya yang lain.

Lulus dari sekolah menengah pertamanya, sekitar tahun 1996 untuk meringankan beban keluarganya beliau bekerja sebagai pedagang asongan, berkeliling dari rumah ke rumah di daerah Rajasinga, Terisi. Dikarenakan penghasilan yang sedikit, beliau kemudian mencoba berdagang di Tanggerang, sekitar tahun 1996 namun hal tersebut tidak bertahan lama hanya sekitar empat bulan. Berbekal ijazah MTS dan tekad kuat agar memiliki kehidupan yang lebih baik, setelah tidak lagi bekerja di Tanggerang, beliau diajak oleh pamannya bekerja di sebuah pabrik meubel sekitar delapan bulan karena pada saat itu perekonomian negara sedang terkena krisis moneter. Sehingga berdampak pula pada perusahaan yang mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan secara masal. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari tempatnya bekerja, tidak membuat beliau menyerah untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Beliau akhirnya mencari kerja serabutan untuk menghasilkan uang, pekerjaan yang dijalani beliau saat itu sebagai kuli bangunan. Namun, setelah dirasa bahwa pekerjaannya tidak cukup memenuhi kebutuhan, beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halaman.

Pada tahun 1999 berbekal ijazah MTS, beliau melamar pekerjaan di MIS Hidayatul Muttaqien, Plasah sebagai Staf Tata Usaha. Beliau mengabdi selama 18 tahun dan selama itu keinginan untuk melanjutkan sekolah menengah atasnya tidak pernah surut, namun terkendala dengan usia sehingga melanjutkan pendidikan menengahnya melalui belajar non reguler atau sekolah paket C, selama tiga tahun. Selain itu, pada tahun 2003 beliau pun mulai mengajar di tingkat Sekolah Dasar, tepatnya di Desa Rancahan Blok Plasah Kec. Gabuswetan  dengan berbekal ijazah non regulernya. Hal tersebut menjadi pengalaman pertama beliau dalam dunia pendidikan.

Setelah lulus menempuh pendidikan menengahnya, pada tahun 2005 beliau kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di STAIS Dharma Kusuma dengan mengambil program studi PGSD. Kesabaran dan kegigihannya membuahkan hasil, tepat pada tahun 2007 beliau mendapatkan gelar D2. Namun, kehausannya akan ilmu tidak menghentikan semangat belajarnya di jenjang Diploma Dua saja. Pada saat itu, beliau tengah tertarik dengan teknologi sehingga memutuskan untuk mengambil kuliah S1 pada program studi Teknik Informatika di STT Pelita Bangsa Cikarang. Sadar akan kondisi orang tua yang kurang mampu, demi cita-citanya beliau memutuskan hanya meminta restu kepada kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan Strata Satunya tanpa menuntut sedikitpun untuk membiayai pendidikan sekolah tingginya. Dilatarbelakangi dengan kondisi seperti itu, tak sedikit banyak cibiran dari orang-orang sekitar yang merendahkan keputusannya. Namun hal tersebut tidak memadamkan semangat belajarnya untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi, yang umumnya hanya dijangkau mereka yang terlahir dari keluarga mampu. Sehingga pada akhirnya beliau menjalankan kuliah sambil bekerja. Selain membiayai sekolahnya sendiri, beliau pun dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk biaya kebutuhan sehari-hari kedua orang tuanya.

Semangat juangnya untuk memiliki masa depan yang cerah semakin menunjukan hasil. Setelah mendapat gelar Sarjana Teknik, beliau mulai bekerja  freelance di percetakan sebagai desain grafis. Pengalaman mengajarnya dulu, membuatnya melamar pekerjaan di dunia pendidikan kembali. Pada tahun 2017 beliau melamar di SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur sebagai guru mata pelajaran Animasi 2D dan 3D dan Desain Media Interaktif di kejuruan Multimedia dan Gambar Teknik Otomotif di kejuruan Teknik Bisnis Sepeda Motor serta dipercaya kepala sekolah untuk menjadi wali kelas XI Multimedia. Selama menjadi tenaga pendidik di SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur, beliau pun pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Program Studi Multimedia. Namun di tahun 2020 beliau dipercaya memangku jabatan Ketua Bursa Kerja Khusus (BKK), yaitu unit pelaksanaan yang memberikan pelayanan dan informasi lowongan kerja, pelaksanaan pemasaran, penyaluran dan penempatan tenaga kerja untuk para peserta didik SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur yang telah lulus sekolah.



“Ketika kamu ingin meraih sesuatu, yakinlah kepada kemampuan diri. Kalau tidak yakin, kamu tidak akan mencapainya. Sebagai contoh, katakanlah sampah. Bagi orang yang tidak mengerti bahwa sampah yang dibuang masih memiliki kegunaan, pasti akan disepelekan tapi berbeda lagi bagi orang yang kreatif. Sampah adalah sebuah karya, dan jika digeluti akan menjadi sesuatu yang besar dan berguna”. Terang beliau memberikan motivasi untuk peserta didiknya dalam wawancara siang itu.

 

Ditulis oleh, Ahmad Alfarizi, Iik Candra dan Mahmudin