Sehari sebelum ulang tahunnya, saya meminta bantuan kepada teman-teman untuk mempersiapkan kejutan kecil saat ulang tahunnya. Kebetulan, dia sangat menyukai boneka stitch. Tanpa pikir panjang, aku berpikir untuk menghadiahkan itu untuknya. Aku meminta tolong teman dekatnya untuk membelikan boneka tersebut, sementara aku dan yang lain menyusun strategi bagaimana caranya agar kejutan itu menjadi kenangan manis untuknya. Berbekal uang yang seadanya, aku akhirnya berhasil membelikan kado serta mempersiapkan kejutan kecil.
Hari itu, tepat hari ulang tahunnya. Rencana yang telah aku dan teman-teman susun kemarin akan kami jalankan hari ini. Sebuah prank. Iya prank, aku akan berpura-pura untuk tidak ingat hari ulang tahunnya seharian penuh. Hahaha!
Berhasil. Aku membuatnya kesal bahkan marah dengan sikap
cuek dan masa bodoku seharian itu. Aku kemudian melancarkan aksiku. Malam hari,
aku menyambangi rumahnya. Bermaksud untuk meminta maaf dan mengucapkan selamat
ulang tahun, tentunya.
Aku
mengetuk pintu rumahnya pelan. Aku terkejut, aku pikir dibalik pintu itu adalah
ibunya, seperti biasa ketika aku mengunjungi rumahnya. Namun ternyata dia,
pemilik senyum terindah. Aku tersnyum namun dibalas ekspresi masih kesal
diwajahnya. Aku sadar, ada sedikit rasa kaku diantara kita. Aku terus tersenyum
tanpa rasa bersalah, kemudian memperlihatkan sesuatu yang ku bawa.
Dia
tersenyum sumringah. Wajah merah kesalnya hilang sudah terganti dengan senyum
manis yang selalu ku rindukan.
“Selamat
ulang tahun...” Ucapku pelan sembari mengulurkan hadiah untuknya. Sesuatu
kesukaannya. Boneka stitch.
“Ya Tuhan...! Aku kira kamu lupa hari
ulang tahunku.” Katanya dengan mata yang
berkaca-kaca. Dia menyambut senang hadiah itu.
“Kamu orang spesial untukku, mana
mungkin aku lupa dengan hari ulang
tahunmu.” Jawabku pelan.
“Terima kasih, meski menyebalkan seharian ini tapi
aku suka kejutannya...” Ucapnya pelan sembari memeuk erat boneka pemberianku.
-
End.
Karya Ahmad Alfarizi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar