Jumat, 18 September 2020

PENGAGUM RAHASIAMU

Kemarin saat dirimu tak ada kabar

Hati ini rapuh tak tau harus bagaimana lagi

Aku selalu menunggu chat darimu

Aku sedih memikirkanmu yang tak ada kabar untukku

Ingin aku bertemu,

Bercanda , tertawa bersamamu

Andai waktu ini cepat berlalu

Aku tak sabar untuk bertemu denganmu

Mungkin aku bukan wanita istimewamu

Tapi kamu adalah laki-laki baik yang pernah aku temukan

Aku tak mau jauh darimu

Jujur aku ingin selalu bersamamu

Aku akan lakukan apa pun demi dirimu

Asal kamu bahagia dan tersenyum

Aku ikhlas jika dirimu mempunyai wanita lain

Asal kamu bahagia dengan dia

Aku tak mau melihatmu menangis

Aku hanya inginkan kamu tersenyum

Dan tak apa

Aku selalu ada disampingmu

Meski jauh, aku selalu ada untukmu

 

Karya Hermawatiningsih

MALAM BINA IMAN DAN TAQWA (MABIT) SMK BANGUN BANGSA MANDIRI KANDANGHAUR TAHUN 2020

Malam Bina Iman dan Taqwa atau sering ketika sebut MABIT secara umum dapat diartikan sebagai sarana pendidikan islam guna membina jiwa seorang muslim agar tidak hanya cerdas secara inteletual melainkan juga memiliki kecerdasan spiritual yang kuat kepada Allah SWT. Sebagai bentuk pendidikan karakter keislaman, ROHIS SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur mengadakan kegiatan MABIT setiap tahunnya. MABIT SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur yang telah ada sejak dulu, bertujuan guna membentuk mental dan kepribadian siswa agar lebih baik lagi dalam bidang keagamaan.

Namun, tidak selalu penuh kelancaran dalam setiap kegiatan. Sama hal-nya dengan kegiatan MABIT ini. Seperti yang dikatakan oleh Pembina ROHIS SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur, Bpk. Ginanjar, S. Pd. I., selaku penanggung jawab kegiatan MABIT tahun ini, “MABIT diadakan untuk membenahi akhlak siswa dan siswi agar lebih baik lagi, namun kegiatan baik ini tidak selalu berjalan mulus, ada saja faktor penghambatnya. Seperti halnya siswa dan siswi yang susah diatur, datang tidak tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan apalagi kegiatan MABIT sebelumnya terhambat oleh pandemi virus corona yang membuat siswa dan siswi malas kembali kerutinitas kegiatan keagamaan tiap semester ini.” tutur beliau malam itu.

Namun, hal tersebut tidak mengurungkan sekolah untuk tidak mengadakan kegiatan MABIT setiap tahunnya. Bagi pihak sekolah, hal tersebut hanya penghambat kecil dibandingkan dengan dukungan penuh dari para guru yang sangat mendukung digelarnya kegiatan MABIT ini. Menurut para guru, kegiatan ini sangat bagus dan menarik sekaligus bermanfaat untuk siswa dan siswi kedepannya agar lebih disiplin dan taat beragama.” Lanjut beliau.





Untuk kegiatan pertama MABIT di tahun ajaran baru kali ini sangat berbeda, selain sekaligus perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW., sekolah juga hanya mewajibkan kelas X yang baru menjadi warga sekolah untuk mengikuti kegiatan ini. Kegiatan MABIT diadakan pada tanggal 18-19 Agustus 2020. Dimana pada tanggal 18 Agustus 2020, di siang harinya diadakan lomba Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) seperti lomba pidato, kaligrafi, adzan, murotal dsb. Adapun agenda kegiatan MABIT yang berjalan adalah sebagai berikut:

1.       Shalat maghrib berjamaah

2.       Tadarus  Qur’an

3.       Shalat isya berjamaah

4.       Istirahat

5.       Marhabanan

6.       Ceramah

7.       Pembagian juara lomba PHBI

8.       Istirahat dilanjutkan dengan langsung tidur

9.       Shalat tahajud berjamaah dilanjut shalat subuh

10.   Sarapan

11.   Kebersihan

12.   Pulang

 

Kegiatan MABIT dimulai pada pukul 17.00 WIB, sebelum memasuki waktu maghrib para peserta MABIT diarahkan oleh panitia untuk mengisi daftar hadir. Setelah itu, shalat magrib dan membaca Qur'an kemudian dilanjutkan shalat isya berjamaah. Setelah shalat isya selesai peserta diistirahatkan terlebih dahulu sebelum memasuki acara selanjutnya. Setelah selesai istirahat langsung dilanjutkan ke acara selanjutnya yaitu marhabanan. Setelah selesai dilanjutkan lagi acara selanjutnya yaitu kegiatan ceramah yang dipimpin Bpk. Hasan Haririe, S. Pd. I., selaku kepala SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Kemudian dilanjutkan dengan renungan malam atau siraman rohani yang dipimpin langsung oleh Bpk. Chairul Anam, S. E. I, M. M., Kegiatan selanjutnya adalah pembagian hadiah PHBI yang dipimpin langsung oleh Pembina ROHIS dan dilanjut istirahat/tidur.

“Dengan adanya kegiatan MABIT ini, untuk kedepannya berharap siswa bisa lebih taat beribadah, semakin disiplin, lebih menghargai waktu, lebih menumbuhkan ketaqwaan kepada Allah dengan membiasakan para siswa siswi shalat sunah seperti shalat tahajud dan shalat dhuha berjamaah untuk mencari ridho Allah.” Lanjut beliau menutup wawancara.

 

 

Disusun oleh: Team Gerakan Literasi Sekolah dan Redaksi Metaforasa


PROFIL WAKIL KEPALA SARANA DAN PRASARANA SMK BANGUN BANGSA MANDIRI KANDANGHAUR


Nurdin, anak pertama dari pasangan Bpk. Kawang dan Ibu Wasniah. Beliau lahir di Indramayu pada tanggal 24 April 1986. Beliau yang memiliki hobi berolahraga terutama dalam bidang volly dan sepak bola ini sekarang menetap di Desa Wirakanan. Dilatarbelakangi oleh didikan orang tua yang sangat keras dan tegas, beliau selalu mengingat perkataan mereka bahwa belajar itu tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah, tapi bisa didapatkan ditempat lain juga. Seperti belajar di luar tentang keterampilan, apapun selama itu masih termasuk belajar hal baik. Sehingga, sejak beliau memutuskan masuk ke dalam dunia pendidikan, beliau bertekad ingin menjadi orang yang lebih baik. “Di dunia pendidikan kita akan selalu belajar tanpa batas waktu dan akan lebih menyadari betapa pentingnya ilmu untuk kehidupan, seperti yang tercermin dalam sebuah hadist bahwa kita menuntut ilmu dari mulai lahir sampai akhir hayat”. Kata beliau dalam wawancara.

Beliau memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 3 Panyingkaran Kidul pada tahun 1993 – 1998, dan melanjutkan sekolah menengah pertamanya di MTS Pesantren Al-Mu’Minien pada tahun 1999 – 2001, kemudian melanjutkan sekolah menengah atasnya di MA Pesantren Al-Mu’Minien pada tahun 2002 – 2004. Beliau juga pernah tercatat sebagai mahasiswa Universitas Wiralodra (UNWIR) pada tahun 2006  – 2010. Namun, bagi beliau ruang lingkup belajar mengajar sudah tidak asing lagi, karena sejak tahun 2005 setelah lulus dari sekolah menengah atasnya, beliau sudah mulai menapaki dunia belajar mengajar sebelum mendapatkan gelar sarjanannya. Kala itu beliau mulai mengajar di SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur hingga sekarang.

Di SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur, selain sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, beliau juga dipercaya memangku jabatan Wakil Kepala Sarana dan Prasarana serta Wali Kelas XII Teknik Bisnis Sepeda Motor. Dalam perjalannya menuntut ilmu, beliau pun pernah terpilih menjadi salah satu siswa di Boardding School yang diperuntukan untuk anak-anak yang berdedikasi mengabdi kepada almamater di Pondok Pesantren Al-Mu’Minien. Di sini, beliau kembali menerapkan didikan dari orang tua yaitu belajar dimanapun. Dimana Boardding School yang latar belakangnya adalah pesantren tapi disana beliau juga belajar mengintalasi lisrik yang seharusya materi tersebut diajarkan pada sekolah menengah kejuruan di jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor seperti SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Tapi beliau percaya, ilmu akan berguna selama itu masih termasuk belajar hal baik  seperti pesan dari kedua orang tuanya kala itu. Bahkan, beliau sudah banyak belajar berbagai hal dari lingkungan manapun di tempat beliau menginjakan kakinya.

Selama berkecimpung dalam dunia pendidikan, mau tidak mau hal tersebut mengharuskan beliau mengenal lebih dekat kepribadian semua siswa didiknya, terkhusus dalam penyerapan materi pembelajaran yang beliau ajarkan. “Dari tahun ke tahun atau dari angkatan ke angkatan, perbedaan antar siswa dan siswi satu dengan yang lainnya untuk memahami materi pasti ada. Ada siswa dan siswi yang cepat memahami materi dan ada juga siswa dan siswi yang susah sekali dalam memahami materi, bahkan materi dasar sekalipun yang saya ajarkan. Terang beliau menjelaskan pengalaman mengajarnya selama ini di tengah wawancara.




Namun telepas dari hal tersebut, menurut beliau siswa dan siswi SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur sangat unik. Terlebih lagi jika dilihat dari latar belakang keluarganya yang berbeda-beda, ada orang tua siswa yang bekerja sebagai petani, pedagang bahkan terkadang ada siswa yang bersekolah sambil bekerja diwaktu luang mereka untuk biaya sekolah dan menambah uang saku mereka sendiri. “Pernah ada siswa yang mengikuti kegiatan seni di daerahnya, dia terkadang meminta izin di jam sekolah untuk mengikuti kegiatan tersebut yaitu manggung dari panggung ke panggung, dan tentunya hal tersebut harus ada persetujuan keluar dari pihak sekolah. Bersyukurnya kegiatan di luar jam belajar tersebut tidak membuat mereka melupakan status mereka sebagai seorang siswa. Sesibuk apapun mereka mencari uang saku tambahan, mereka masih memiliki keinginan untuk bersekolah demi kehidupan mereka yang lebih baik di masa depan.” Kata beliau menutup wawancara siang itu.



Ditulis oleh : Hermawati Ningsih, Ida Farihani dan Atika Nina Soleha.