Nama Kelompok : Baim Nurmansyah, Pitri Apriliah, Sheira Alfiah dan Ratna Sari Dewi N.
Kelas XI DKV
! Tugas menulis dan meresensi cerpen dari pengalaman untuk memenuhi tugas akhir mapel Bahasa Indonesia materi Teks Cerpen.
..........................................................
Suatu hari hiduplah seorang gadis yang sederhana, ia bernama
Pitri berusia 13 tahun, ia terlahir dari keluarga yang sederhana.
Pitri adalah seorang gadis yang Penyabar, Pantang menyerah
dan yang pasti suka ngambek. Dia juga salah satu orang yang senang bermain game
online. Awal mula dia bisa senang bermain game online, karena dia merasa bosan,
dan ingin mengisi waktu kekosongan nya dengan mencoba untuk bermain game
online. Setelah ia mencoba game online,ia pun berkata”hmm ternyata seru juga
yaa..”. Karena itulah sampai sekarang Pitri masih suka bermain game online.
Jadwal bermain game online Pitri tidak setiap hari,
melainkan dalam 1 minggu hanya 3 kali bermain game online.Pitri bukanlah tipe
orang yang selalu menghabiskan waktunya hanya untuk bermain game, melainkan ia
hanya menjadikan bermain game hanya untuk menjadi hiburan saja. Game online
yang Pitri mainkan nama nya game “FreeFire”, dimana didalam game tersebut
adanya interaksi dengan orang-orang untuk menjadi 1 grup , agar dapat
menghancurkan musuh-musuh.
Hingga suatu ketika, ia sedang bermain game dan bertemu
salah seorang laki-laki, yang kala itu juga dia bermain game tersebut.
Keesokan hari nya, saat Pitri bermain game lagi ternyata
laki-laki itu pun muncul lagi. Hingga suatu ketika laki-laki tersebut
memberanikan diri untuk mengajak Pitri berkenalan lewat message chat yang ada
di game tersebut. Laki-laki itu pun memberanikan diri untuk meminta nomor
Whatsapp Pitri. Awalnya Pitri mikir terlebih dahulu, dia kasih nomornya atau
tidak. “ Kalo di pikir-pikir, tidak ada salahnya juga sih ngasih nomor aku ke
dia, toh dia juga kan Cuma mau kenalan dan yang pasti mencari teman baru”.
Akhirnya setelah Pitri bergulat dengan fikirannya sendiri,
Pitri memutuskan untuk memberikan nomor nya ke Laki-laki tersebut. Dan pada
malam hari nya ada notifikasi di handphone Pitri, ternyata notifikasi tersebut
dari laki-laki yang tadi siang ia kasih nomor whatsappnya.
Pitri tidak habis pikir sama laki-laki tersebut , baru saja
tadi siang ia kasih nomornya dan ternyata malamnya ia langsung mengirimi pesan.
Pitri tidak ada pilihan lain, ia harus membalas pesan dari cowok tersebut.
Selang beberapa hari setelahnya, Pitri masih terlibat
percakapan singkat yang berisi basa basi dari cowok tersebut. Walaupun Pitri
sudah terlibat percakapan singkat dengannya, sampai detik ini, ia belum tau
siapa dia itu sebenarnya. “Siapa sih dia tuh, nama dia siapa, dia dari mana,
kenapa dia selalu mengirimiku pesan-pesan singkat seperti ini? “, banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dikepala Pitri. Ingin sekali Pitri tanya
langsung ke cowok itu, tapi rasa gengsi yang besar yang membuat Pitri sampai
detik ini tidak bertanya ke cowok itu. Pitri yang sedang kebingungan memikirkan
gimana caranya dia bisa tau nama cowok itu siapa, tiba-tiba notifikasi pesan
masuk, yang ternyata dari cowok itu,dia mengirimi pesan yang berisikan pesan
singkat dan di akhiri dengan teks yang menuliskan nama laki-laki itu.
Pitri kaget, akhirnya setelah sekian lama, ia mengetahui
nama dari cowok itu. “Nasrul, nama yang indah. Tapi sayang aku ga tau dia
siapa”.
Hari-hari berikutnya masih dengan orang yang sama , dia
terlibat percakapan yang sudah memiliki warna didalamnya, sudah ada kenyamanan
dikeduanya. Percakapan manis yang dapat memberi warna , mampu membuat Pitri
merasa jauh lebih nyaman. Pitri rasa dia berbeda dari cowok-cowok lain, itu
yang membuat Pitri merasa nyaman membangun komunikasi dengan dia.
Dengan kenyamanan dan kebersamaan yang ia bangun di
sela-sela komunikasi mereka, mereka ga sadar kalau mereka saling membutuhkan
dan saling mengerti satu sama lain. Dan mereka fikir, mereka memiliki kesamaan
di antara satu sama lain.
Akhirnya mereka memiliki hubungan, ya bisa dibilang mereka
pacaran lah. Memiliki hubungan dengan adanya jarak diantara keduanya, membuat
hubungan mereka sering terjadinya konflik diantaranya.
Pitri tidak pernah ada fikiran bisa memiliki hubungan yang
lebih dari sekedar partner bermain game, tapi ternyata kenyataan nya Pitri
pacaran dengan Nasrul karena ada nya kenyamanan yang mereka rasain.
Pitri dan Nasrul sudah menjalin pacaran selama beberapa
tahun lamanya, hingga suatu ketika Pitri pernah ada fikiran ingin bertemu
secara langsung dengan Nasrul. Hingga akhirnya Pitri pun berbicara kepada
neneknya, “ Nek, Pitri kan pernah cerita kalo Pitri punya cowok yang di sukai,
tapi karena adanya jarak diantara kita makanya kita ga bisa ketemu. Pitri
cerita kayak gini ke nenek, karena Pitri mau ketemu langsung sama pacar Pitri
nek, boleh kan?.. “
“ Nggak yaa Pit, jarak yang akan kamu tempuh untuk ketemu
dia itu lumayan jauh, ga seharusnya kamu yang kesana, kenapa ngga dia saja yang
kesini. Pokoknya nenek ga bisa ngasih izin kamu untuk ketemu sama dia, dengan
alasan apapun nenek ga akan izinin kamu, ngerti kan?” gumam neneknya.
Pitri tidak bisa membantah ucapan neneknya, Pitri hanya diam
sambil menunduk tanpa menjawab ucapan neneknya. Karena Pitri fikir diam adalah
jawaban yang paling pas untuk saat ini.
Hari-hari berlalu, Pitri tidak pernah meminta izin lagi
kepada neneknya untuk pergi bertemu pacarnya. Pitri dan Nasrul sendiri walaupun
adanya jarak , mereka tetap bisa menjalin komunikasi dengan baik. Walaupun,
kadang munculnya konflik diantara hubungan keduanya.
Di hari-hari berikutnya Pitri menjalani rutinitas seperti
biasanya, seperti beraktivitas untuk pergi sekolah, mengerjakan tugas, pokoknya
aktivitas yang biasa Pitri lakukan disetiap harinya, dan yang pasti tidak lupa
juga walaupun Pitri sudah bertemu kekasih di game tersebut, tidak menutup
kemungkinan Pitri berhenti bermain game, karena tujuan Pitri bermain game bukan
untuk mencari jodoh, melainkan hanya sekedar menghilangkan rasa bosan saja.
Sampai suatu ketika, Pitri diajak jalan-jalan oleh kakak
perempuannya ke salah satu lokasi, yang dimana lokasi tersebut menjadi tempat
tinggal kekasihnya itu. Karena Pitri tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu
untuk bertemu Nasrul, akhirnya Pitri memberanikan diri untuk mencoba
membicarakan hal ini lagi kepada neneknya, Pitri meminta izin sekali lagi untuk
dapat bertemu dengan pacarnya.
“Nek, Pitri mau jalan-jalan sama kakak ke salah satu lokasi,
nah kebeteluan lokasi nya itu tempat dimana pacar Pitri tinggal nek, nah dengan
tidak mengurangi rasa hormat Pitri kepada nenek, Pitri meminta izin sekali
lagi, boleh nggak Pitri jalan-jalan sama kakak dan ketemu langsung sama pacar
Pitri?” “Lagian kan sama kakak nek perginya, bolehh yaa nek pliss.. “Ujar Pitri
lagi.
“ Hmm, ya sudah lah terserah kamu saja Pit, kalo emang mau
ketemu ya boleh , kalo nggak ya ga papa juga”sahut neneknya.
“Nenek seriusan ngizinin Pitri ketemu sama Nasrul? Ini
serius kan nek, nenek ga bohong kan, Makasih yaa nek.. “ Ucap Pitri kegirangan
dengan raut wajah yang benar-benar bahagia, karena mendengar jawaban neneknya
yang sudah mengizinkannya untuk bertemu langsung dengan Nasrul.
Mendengar jawaban neneknya tadi, Pitri pun langsung
mengabari Nasrul, dan memberi tahu Nasrul, Pitri dan kakaknya akan pergi
jalan-jalan ke lokasi yang Nasrul tempati.
Pitri sudah memberitahu Nasrul,tanggal berapa dia dan
kakaknya pergi ke tempatnya. Waktu sudah ditentukan, dan keduanya sudah
membayangkan betapa bahagianya nanti kalau mereka bisa ketemu di hari yang
sudah ditentukan itu. Pitri pun nampaknya sudah sangat bahagia dengan
rencananya,untuk ketemu dengan Nasrul.
Hari-hari berlalu,lagi-lagi rencana dan harapan itu hanya
sekedar harapan yang belum bisa terwujudkan.
Pitri adalah salah satu anggota, yang dimana didalam
keanggotaan tersebut,akan mengadakan suatu acara yang mewajibkan seluruh
anggota harus ikut serta didalam acara tersebut. Acara tersebut ternyata
bertepatan dengan rencana Pitri ,Nasrul ,dan kakaknya,yang sudah direncanakan
jauh sebelum acara keanggotaan ini diumumkan.Acara ini lah yang membuat
pertemuan Pitri dan Nasrul harus gagal lagi dan hanya sebuah harapan,yang tidak
tahu kapan harapan ini bisa terwujud.
Akhirnya dengan perasaan yang berat hati, Pitri hanya bisa
mengikuti apa yang sudah ditentukan, bahwa dia dan anggota lain wajib hadir
dalam acara tersebut.Dan saat itu juga, Pitri merasa mood nya benar-benar
hancur saat ini.
Dengan berat hati Pitri memberitahu Nasrul soal hal ini,
soal dimana pertemuan Nasrul dan Pitri harus gagal lagi karena hal itu. Kali
ini Pitri benar-benar kecewa dengan harapannya sendiri, yang sudah berharap
hari itu bakalan menjadi hari paling membahagiakan buat Pitri, dan ternyata
harapan itu hancur karena adanya acara dadakan itu.
Selang beberapa bulan, Pitri mendapat kabar dari
Pacarnya,kalo Nasrul akan pergi jauh ke salah satu kota. Kini Pitri dan Nasrul
mempunyai harapan untuk dapat bertemu, kemungkinan semakin kecil, karena adanya
jarak yang semakin hari semakin jauh di keduanya.
Pitri dan Nasrul sebenarnya tidak menginginkan ini semua,
tapi nyatanya ini adalah takdir yang harus mereka berdua terima. Mereka berdua
harus jauh lebih sabar lagi dan yang pasti harus jauh lebih menambah
kepercayaan diantara keduanya, supaya hubungan ini tetap berjalan lancar. Dan
kini pada akhirnya, Pitri dan Nasrul hanya bisa menunggu saja, kapan Tuhan
menakdirkan mereka berdua untuk dapat bertemu secara langsung.
................................................................................................................................
Menulis resensi cerpen Bertemu Cinta di Game Online oleh Rasyahidin Saputra dan Cinka Desemberlie P. K.
Judul : Bertemu Cinta di Game Online
Penerbit : -
Penulis : Sheira Alfiah
Tahun Terbit : 2024
Jumlah Halaman : 4 Halaman
Jenis Buku : Fiksi
KEKURANGAN CERPEN
1. Penulisan diksi yang tidak sesuai sehingga kalimat tidak padu
2. Pemakaian spasi yang masih kurang
3. Ada beberapa kata yang tidak dimengerti
4. Penempatan tanda baca yang masih kurang
KELEBIHAN CERPEN
1. Judul cerita yang menarik
2. Alur yang bagus membuat kita terbawa suasana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar