Rabu, 17 November 2021

GALANG

Juara 1 Lomba Cipta Karya Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia SMK BBM Kandanghaur Tahun 2021 “Bulan Bahasa Awal Jatuh Cinta dengan Karya” kategori Cipta Cerpen.

Karya Shela Enjelika ( XII TKJ-B )

..................................................

Pagi ini, pagi yang seperti biasanya tak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Apalagi untuk seorang cowok berpenampilan berantakan. Baju dikeluarkan, rambut melebihi alis, tak ada dasi maupun ikat pinggang yang menempel di badannya. Ditambah dihukum karena telat di bawah terik matahari yang menyilaukan mata, mungkin bagi sebagian siswa atau siswi yang taat akan aturan hal ini menjadi masalah besar namun tidak bagi cowok itu. Hal ini adalah makanan sehari-harinya.

"Tiap hari kerjaan lo telat mulu, nggk capek apa?!" tanya sang Ketua Osis di SMA Garuda Bakti itu sambil berkacak pinggang

"Udah biasa" jawab cowok itu tenang

"Coba lu rubah kebiasaan buruk lu itu, lang?!" ucap Gilang merasa kesal dengan adik laki-laki nya itu.

Galang Erlangga, adik dari Gilang Erlangga Ketua Osis disekolah mereka. Mereka mempunyai wajah yang nyaris mirip, tak ada yang membedakan kecuali sikap dan sifat keduanya.

Galang itu Badboy, Pembuat Onar, Sering keluar masuk ruang BK, tapi anehnya dia Pintar. Otak dia diatas rata-rata

Sedangkan Gilang, kakak beda 10 menit itu kebalikan dari Galang. Dia Goodboy, Ketua Osis, Kapten Futsal, Ramah juga baik. Untuk masalah otak nyaris sama dan dua-duanya anak emas Sekolah SMA Garuda Bakti.

"Udah selesai, lo boleh pergi" ucap Gilang sambil melihat jam tangan di pergelangan nya. Galang pun berlalu begitu saja tanpa melihat atau mengucapkan 'Terima kasih', hingga suara Gilang membuatnya berhenti

"Masukin baju lo. Pake dasi. Potong rambut lo, udah melebihi alis. Jangan lupa ikat pinggang lo juga lo pake" ucap Nya mengingatkan

"Udah?" tanya Galang sambil menatap gilang

"Berubah lang. Mama pasti sedih liat lo gini, mana galang yang dulu? Gue.... Kangen adik kecil gue" lanjutnya pelan diakhir kalimat nya, sebelum suara nya seakan tertahan ditenggorokan.

"Berisik" jawab galang tak memperdulikan bagaimana hati Gilang saat mendengar ucapan nya.

Galang memilih pergi sebelum terjadi keributan, dia malas jika harus adu argumen dengan Gilang.

"Gu-e kangen lo, lang" ucap nya parau

"Tolong balik kaya dulu" lanjut nya pelan sampai akhir nya ikut meninggalkan lapangan SMA Garuda Bakti.

***

"Woy balikin kacamata gue nggk?!" ucap seorang gadis, yang sedang berusaha menggapai kacamatanya yang diambil segerombolan anak nakal di lorong Sekolah

"Lo tuh cantik na kalau nggak pake kacamata" godanya sambil terus menerus mengoper kacamata itu ke teman-temannya

"Berisik" kesalnya

"Balikin nggak?!" lanjutna masih tak mau menyerah

"Nggak" ucap cowo yang diyakini kalau dia adalah ketua dari gerombolan anak nakal itu. Lalu tanpa kasihan cowok itu menjatuhkan kacamata sicewek dan menginjaknya.

"Tuh kacamata lo na" ucapnya tak merasa bersalah sedikitpun

"Kacamata gue!" teriaknya histeris

Liona queenza cewek cantik yang tadi berteriak histeris karena kacamata yang dia begitu jaga diinjak oleh kakak kelas nya sendiri

"Lo jahat tahu nggak"

"Nggak" jawab sang cowok lalu tertawa dan berlalu begitu saja

Dia mengambil kacamata yang sudah tak berbentuk itu dengan perasaan campur aduk

"Mama maafin Lio, nggk bisa jaga pemberian mama" ucapnya pelan sambil memeluk kacamata itu. Tanpa iya sadari air matanya sudah menetes bersamaan dengan hatinya yang hancur, kacamata pemberian mama nya rusak begitu saja.

"Maaf..... " kalimat itu yang terus menerus keluar dari mulutnya yang bergetar menahan isak tangis.

Galang sedang berjalan di lorong kelas XI dia berniat ingin kek kantin untuk membeli minuman dingin untuk menenangkan pikirannya tapi tak disangka disaat dihendak melewati lorong yang mengarah ke kantin dia malah melihat Liona orang yang selama 17 tahun dia jaga sekaligus teman satu angkatan nya sedang menangis entah karena apa

"Bangun" ucapnya begitu sampai didepan Liona

"Alang, kacamata lio.... Rusak" adunya kepada Galang

"Bangun lio" ucapnya lembut

Liona menurut, dia bangun dan langsung menangis dihadapan Galang.

Galang yang peka pun memegang kedua bahu milik Liona.

"Lio jangan nangis, gue benci liat lo nangis" ucapnya begitu tulus dan lembut berbeda ketika berbicara dengan yang lainnya, bahkan gilang yang kakaknya saja tak pernah dia ajak bicara. Hanya Liona yang mampu membuat seorang Galang menjadi lembut, percaya atau tidak hanya Liona.

Setelah itu dia membawa Liona pergi menuju lantai atas yang biasa dia gunakan ketika suntuk.

"Duduk" ucapnya tanpa melihat Liona sama sekali

Liona menurut tanpa membantah sedikit pun, semenjak tadi pun dia tidak berhenti menangisi kacamata nya yang rusak akibat ulah anak nakal itu

"Bilang ke gue siapa yang lakuin ini, siapa yang rusak kacamata lo. Lio" ucap galang penuh penekanan

"Alang...... Nggk usah" jawab Liona.

Dia tahu jika sudah marah Galang seperti orang kehilangan kendali makanya Liona tak mau itu terjadi

"Lio, cepet bilang ke gue. Siapa?"

"Alang..... " Ucapnya memohon, dia tidak mau sampai Galang masuk ruang BK untuk kesekian kalinya. Dan dia tidak mau membuat Galang dan Gilang makin tak akur, apalagi Gilang memohon padanya untuk bisa membuat Galang berubah seperti dulu lagi.

"Liona Queenza!" sentaknya. matanya memerah menahan marah, Tangan nya terkepal dan urat leher nya menonjol menandakan bahwa dia sedang benar-benar marah. Lio nya menangis dan itu membuat Galang merasa lalai menjaga nya.

Liona tak mampu melihat kearah Galang. Ketika sedang marah, Galang begitu menyeramkan. Dan dia benci itu

"Bara sama temen-temen nya" ucapnya pelan sambil menundukkan kepala tak berani melihat Galang

***

"LO NGGAK TAHU SEBERAPA PENTING KACAMATA ITU BUAT LIONA, BAR!" Tanya Galang penuh emosi

"DENGAN GAMPANGNYA LO RUSAK DAN MAIN PERGI GITU AJA. HAH, LO PUNYA OTAK NGGAK?!" lanjut nya tanpa membiarkan Bara membalas pukulan yang sedari tadi Galang layangkan ke arah Bara

Sehabis dari lantai atas tadi dia langsung pergi ke tempat biasa Bara dan teman-temannya Nongkrong dan disini lah mereka sekarang, di taman belakang sekolah.

Semua teman-teman Bara sudah babak belur oleh ulah brutal Galang, dan Bara lebih parah dari itu. Bahkan baju seragamnya sudah ada bercak darah dari beberapa bagian wajahnya yang Galang buat

"GUE TANYA LO PUNYA OTAK NGGAK?!"tanyanya sekali lagi

Nafas Galang memburu, jujur saja dia begitu marah hingga hilang kendali jika menyangkut Liona

" maa-af" ucap Bara parau, badanya seakan remuk oleh seluruh pukulan yang Galang layangkan tadi. Salah dia berurusan dengan Galang dan Terima akibatnya.

Ketika Galang akan melanjutkan memukul Bara dia dihentikan oleh teriakan seseorang yang dia kenal

"Alang.... Udah" teriak Liona sambil berlari bersama Gilang

Waktu Galang pergi dia langsung menghubungi Gilang karena dia yakin kalau dia nggak akan bisa mencegah Galang sendirian

"Galang udah. Dia bisa mati kalo lo pukulin terus!" ucap Gilang setelah ada dihadapan sang adik

"Gue nggk perduli!" teriaknya

Baru saja Galang akan kembali memukul Bara lagi tapi tak jadi karena ucapan Liona kepadanya

"KALO ALANG PUKUL KAK BARA LAGI, LIO NGGK MAU SAMA ALANG LAGI!" teriak Liona tepat dibelakang punggung tegap Galang

Seketika Galang benar-benar menghentikan aksi pukul nya dan berbalik menghadap Liona. Napasnya sudah kembali teratur.

"Maaf" ucapnya pelan sambil menundukkan kepala

"Jangan pergi. Gue sendiri an, mama udah pergi. Gilang sibuk. Dan lo mau ninggalin gue gitu...? Gue nggak mau sendiri an.... " ucap Galang sambil menatap mata Liona dalam, dia benar-benar takut kehilangan lagi.

"Berhenti dan berubah kaya dulu lagi, bisa?" tanya Liona pelan

"Nggk bisa" ucapnya cepat

Liona yang menunduk pun seketika mendongakan kepalanya sambil terus menangis

"A-lang...." ucap Liona parau

"Tapi.... Bakal gue usahain. Buat lo"

Gilang yang melihat itupun tak bisa berkata apa-apa. Dia tahu Galang seperti ini mungkin karena butuh perhatian apalagi setelah mama nya pergi dan papah yang entah kemana membuat mental Galang benar-benar down, dan dia kakanya malah mencari kesibukan diluar.

"Maafin gue, lang" ucap Gilang pelan bahkan hampir tak terdengar

"Maaf" lanjutnya merasa bersalah.

 SELESAI.

 

Shela Enjelika (kiri) Juara 1 Lomba Cipta Cerpen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar