Karya Shela Enjelika ( XII TKJ-B )
..................................................
Pagi ini, pagi
yang seperti biasanya tak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Apalagi
untuk seorang cowok berpenampilan berantakan. Baju dikeluarkan, rambut melebihi
alis, tak ada dasi maupun ikat pinggang yang menempel di badannya. Ditambah
dihukum karena telat di bawah terik matahari yang menyilaukan mata, mungkin
bagi sebagian siswa atau siswi yang taat akan aturan hal ini menjadi masalah
besar namun tidak bagi cowok itu. Hal ini adalah makanan sehari-harinya.
"Tiap hari kerjaan lo telat mulu,
nggk capek apa?!" tanya sang Ketua Osis di SMA Garuda Bakti itu sambil
berkacak pinggang
"Udah biasa" jawab cowok
itu tenang
"Coba lu rubah kebiasaan buruk
lu itu, lang?!" ucap Gilang merasa kesal dengan adik laki-laki nya itu.
Galang Erlangga, adik dari Gilang
Erlangga Ketua Osis disekolah mereka. Mereka mempunyai wajah yang nyaris mirip,
tak ada yang membedakan kecuali sikap dan sifat keduanya.
Galang itu Badboy, Pembuat Onar,
Sering keluar masuk ruang BK, tapi anehnya dia Pintar. Otak dia diatas rata-rata
Sedangkan Gilang, kakak beda 10 menit
itu kebalikan dari Galang. Dia Goodboy, Ketua Osis, Kapten Futsal, Ramah juga
baik. Untuk masalah otak nyaris sama dan dua-duanya anak emas Sekolah SMA
Garuda Bakti.
"Udah selesai, lo boleh
pergi" ucap Gilang sambil melihat jam tangan di pergelangan nya. Galang
pun berlalu begitu saja tanpa melihat atau mengucapkan 'Terima kasih', hingga
suara Gilang membuatnya berhenti
"Masukin baju lo. Pake dasi.
Potong rambut lo, udah melebihi alis. Jangan lupa ikat pinggang lo juga lo
pake" ucap Nya mengingatkan
"Udah?" tanya Galang sambil
menatap gilang
"Berubah lang. Mama pasti sedih
liat lo gini, mana galang yang dulu? Gue.... Kangen adik kecil gue"
lanjutnya pelan diakhir kalimat nya, sebelum suara nya seakan tertahan ditenggorokan.
"Berisik" jawab galang tak memperdulikan bagaimana hati Gilang saat mendengar ucapan nya.
Galang memilih pergi sebelum terjadi
keributan, dia malas jika harus adu argumen dengan Gilang.
"Gu-e kangen lo, lang" ucap
nya parau
"Tolong balik kaya dulu" lanjut nya pelan sampai akhir nya ikut meninggalkan lapangan SMA Garuda Bakti.
***
"Woy balikin kacamata gue
nggk?!" ucap seorang gadis, yang sedang berusaha menggapai kacamatanya
yang diambil segerombolan anak nakal di lorong Sekolah
"Lo tuh cantik na kalau nggak
pake kacamata" godanya sambil terus menerus mengoper kacamata itu ke
teman-temannya
"Berisik" kesalnya
"Balikin nggak?!" lanjutna
masih tak mau menyerah
"Nggak" ucap cowo yang
diyakini kalau dia adalah ketua dari gerombolan anak nakal itu. Lalu tanpa
kasihan cowok itu menjatuhkan kacamata sicewek dan menginjaknya.
"Tuh kacamata lo na"
ucapnya tak merasa bersalah sedikitpun
"Kacamata gue!" teriaknya
histeris
Liona queenza cewek cantik yang tadi
berteriak histeris karena kacamata yang dia begitu jaga diinjak oleh kakak
kelas nya sendiri
"Lo jahat tahu nggak"
"Nggak" jawab sang cowok
lalu tertawa dan berlalu begitu saja
Dia mengambil kacamata yang sudah tak
berbentuk itu dengan perasaan campur aduk
"Mama maafin Lio, nggk bisa jaga
pemberian mama" ucapnya pelan sambil memeluk kacamata itu. Tanpa iya
sadari air matanya sudah menetes bersamaan dengan hatinya yang hancur, kacamata
pemberian mama nya rusak begitu saja.
"Maaf..... " kalimat itu
yang terus menerus keluar dari mulutnya yang bergetar menahan isak tangis.
Galang sedang berjalan di lorong
kelas XI dia berniat ingin kek kantin untuk membeli minuman dingin untuk
menenangkan pikirannya tapi tak disangka disaat dihendak melewati lorong yang
mengarah ke kantin dia malah melihat Liona orang yang selama 17 tahun dia jaga
sekaligus teman satu angkatan nya sedang menangis entah karena apa
"Bangun" ucapnya begitu
sampai didepan Liona
"Alang, kacamata lio....
Rusak" adunya kepada Galang
"Bangun lio" ucapnya lembut
Liona menurut, dia bangun dan
langsung menangis dihadapan Galang.
Galang yang peka pun memegang kedua
bahu milik Liona.
"Lio jangan nangis, gue benci
liat lo nangis" ucapnya begitu tulus dan lembut berbeda ketika berbicara
dengan yang lainnya, bahkan gilang yang kakaknya saja tak pernah dia ajak
bicara. Hanya Liona yang mampu membuat seorang Galang menjadi lembut, percaya
atau tidak hanya Liona.
Setelah itu dia membawa Liona pergi
menuju lantai atas yang biasa dia gunakan ketika suntuk.
"Duduk" ucapnya tanpa
melihat Liona sama sekali
Liona menurut tanpa membantah sedikit
pun, semenjak tadi pun dia tidak berhenti menangisi kacamata nya yang rusak
akibat ulah anak nakal itu
"Bilang ke gue siapa yang lakuin
ini, siapa yang rusak kacamata lo. Lio" ucap galang penuh penekanan
"Alang...... Nggk usah"
jawab Liona.
Dia tahu jika sudah marah Galang
seperti orang kehilangan kendali makanya Liona tak mau itu terjadi
"Lio, cepet bilang ke gue.
Siapa?"
"Alang..... " Ucapnya
memohon, dia tidak mau sampai Galang masuk ruang BK untuk kesekian kalinya. Dan
dia tidak mau membuat Galang dan Gilang makin tak akur, apalagi Gilang memohon
padanya untuk bisa membuat Galang berubah seperti dulu lagi.
"Liona Queenza!" sentaknya.
matanya memerah menahan marah, Tangan nya terkepal dan urat leher nya menonjol
menandakan bahwa dia sedang benar-benar marah. Lio nya menangis dan itu membuat
Galang merasa lalai menjaga nya.
Liona tak mampu melihat kearah Galang.
Ketika sedang marah, Galang begitu menyeramkan. Dan dia benci itu
"Bara sama temen-temen nya"
ucapnya pelan sambil menundukkan kepala tak berani melihat Galang
***
"LO NGGAK TAHU SEBERAPA PENTING
KACAMATA ITU BUAT LIONA, BAR!" Tanya Galang penuh emosi
"DENGAN GAMPANGNYA LO RUSAK DAN
MAIN PERGI GITU AJA. HAH, LO PUNYA OTAK NGGAK?!" lanjut nya tanpa
membiarkan Bara membalas pukulan yang sedari tadi Galang layangkan ke arah Bara
Sehabis dari lantai atas tadi dia
langsung pergi ke tempat biasa Bara dan teman-temannya Nongkrong dan disini lah
mereka sekarang, di taman belakang sekolah.
Semua teman-teman Bara sudah babak
belur oleh ulah brutal Galang, dan Bara lebih parah dari itu. Bahkan baju
seragamnya sudah ada bercak darah dari beberapa bagian wajahnya yang Galang
buat
"GUE TANYA LO PUNYA OTAK
NGGAK?!"tanyanya sekali lagi
Nafas Galang memburu, jujur saja dia
begitu marah hingga hilang kendali jika menyangkut Liona
" maa-af" ucap Bara parau,
badanya seakan remuk oleh seluruh pukulan yang Galang layangkan tadi. Salah dia
berurusan dengan Galang dan Terima akibatnya.
Ketika Galang akan melanjutkan
memukul Bara dia dihentikan oleh teriakan seseorang yang dia kenal
"Alang.... Udah" teriak
Liona sambil berlari bersama Gilang
Waktu Galang pergi dia langsung
menghubungi Gilang karena dia yakin kalau dia nggak akan bisa mencegah Galang
sendirian
"Galang udah. Dia bisa mati kalo
lo pukulin terus!" ucap Gilang setelah ada dihadapan sang adik
"Gue nggk perduli!"
teriaknya
Baru saja Galang akan kembali memukul
Bara lagi tapi tak jadi karena ucapan Liona kepadanya
"KALO ALANG PUKUL KAK BARA LAGI,
LIO NGGK MAU SAMA ALANG LAGI!" teriak Liona tepat dibelakang punggung
tegap Galang
Seketika Galang benar-benar
menghentikan aksi pukul nya dan berbalik menghadap Liona. Napasnya sudah
kembali teratur.
"Maaf" ucapnya pelan sambil
menundukkan kepala
"Jangan pergi. Gue sendiri an,
mama udah pergi. Gilang sibuk. Dan lo mau ninggalin gue gitu...? Gue nggak mau
sendiri an.... " ucap Galang sambil menatap mata Liona dalam, dia
benar-benar takut kehilangan lagi.
"Berhenti dan berubah kaya dulu
lagi, bisa?" tanya Liona pelan
"Nggk bisa" ucapnya cepat
Liona yang menunduk pun seketika
mendongakan kepalanya sambil terus menangis
"A-lang...." ucap Liona
parau
"Tapi.... Bakal gue usahain.
Buat lo"
Gilang yang melihat itupun tak bisa
berkata apa-apa. Dia tahu Galang seperti ini mungkin karena butuh perhatian
apalagi setelah mama nya pergi dan papah yang entah kemana membuat mental
Galang benar-benar down, dan dia kakanya malah mencari kesibukan diluar.
"Maafin gue, lang" ucap
Gilang pelan bahkan hampir tak terdengar
"Maaf" lanjutnya merasa
bersalah.
Shela Enjelika (kiri) Juara 1 Lomba Cipta Cerpen |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar