Tumbuh besar jauh dari
orang tua, dan dituntut harus menjaga adiknya yang masih berusia 2 tahun saat
itu, tidak menyurutkan beliau untuk tetap rajin belajar meraih cita-cita. Beliau
tamatan Sekolah Dasar Negeri Jangga 1 yang sekarang namanya sudah berganti
menjadi Sekolah Dasar 1 Jangga, beliau lulus tahun 2002 kemudian melanjutkan
sekolahnya di SMP Negeri 1 Losarang lulus tahun 2004, dan untuk sekolah
menengah atasnya beliau memilih bersekolah di SMK PGRI Kandanghaur yang lebih
dikenal dengan nama SMEA. Beliau lulus bangku SMK pada tahun 2008.
Beliau yang memiliki hobi
menulis cerita sejak dibangku SMP bahkan saat itu beliau pun pernah juara III
lomba mengarang di tingkat Kabupaten Indramayu, memiliki cita-cita menjadi
seorang pengacara, hanya saja keterbatasan biaya menjadi kendala. Ditambah,
ketika tahun kedua duduk dibangku SMK-nya hanya ibu beliau sendiri yang mencari
nafkah untuk membiayai sekolah dan kebutuhan hidup beliau beserta saudaranya,
pasalnya kedua orang tua beliau memutuskan untuk berpisah. Keterbatasan biaya
membuatnya memupuskan cita-citanya. Beliau memutuskan bekerja sebagai buruh
pabrik headset handphone di Sukabumi
pada tahun 2009. Namun tidak berlangsung lama, hanya terhitung satu tahun
beliau bekerja disana tepatnya pada tahun 2010 beliau memutuskan untuk resign. Beliau mulai memikirkan masa
depan dirinya dan keluarganya agar tidak lagi di pandang sebelah mata orang
lain. “Orang lain bisa, kenapa saya
tidak?” Beliau akhirnya memutuskan mengambil jalan seperti ibunya mencari
nafkah di negeri orang guna melanjutkan cita-citanya yang pupus lama. Meski
awalnya keinginannya di tolak oleh ibunya, namun karena tekad yang dimiliki
beliau sehingga meluluhkan hati ibunya.
Dua tahun sudah beliau
bekerja di negeri orang lain, pada awal tahun 2013 beliau kembali ke tanah air
membawa segudang harapan untuk masa depan keluarganya. Sekitar dua bulan
setelah kepulangannya ke tanah air, beliau memutuskan untuk mendaftar ke perguruan tinggi Universitas Wiralodra Indramayu sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan (FKIP) dan memilih Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Meski cita-cita menjadi pengacara tidak tercapai, namun beliau yakin dengan
keputusannya menjadi seorang guru mampu mengangkat derajat keluarganya. Bahkan,
pilihannya menjadi seorang guru pun mampu menemukan potensi dirinya. Beliau
sangat berbakat dalam bidang tulis menulis, beberapa cerita, puisi dan quotes karangan beliau telah diterbitkan
dalam akun wattpad pribadinya. Berbekal
kegigihannya, akhirnya beliau mendapatkan gelar Strata 1 Bahasa dan Sastra
Indonesia pada tahun 2017 dari Universitas Wiralodra Indramayu.
Tahun 2017 beliau
memutuskan melamar pekerjaan sebagai guru bahasa Indonesia di SMK Bangun Bangsa
Mandiri Kandanghaur, dan disambut baik oleh Kepala Sekolah. Di bulan kedua
beliau menjadi pengajar, beliau langsung ditunjuk sebagai Wali Kelas X
Multimedia. Di tahun berikutnya beliau diberikan kepercayaan lagi oleh Kepala
Sekolah untuk menjadi bendahara tabungan sekolah serta Koordinator Gerakan
Literasi Sekolah (GLS). Sebagai Koordinator GLS, beliau harus selalu
mengingatkan warga sekolah terutama siswa bahwa membaca sangatlah penting,
meski hanya lima menit. Karena membaca dapat memperbanyak kosa kata, menambah
kemampuan berbahasa serta melatih pola berpikir anak serta memberikan
pengetahuan yang sangat luas. Namun disamping membaca, kegiatan menulis pun sama
pentingnya.
“Membaca
dan menulis bak sepasang kekasih yang tidak dapat dipisahkan”.
Terang beliau saat diwawancara. “Pepatah
mengatakan, bahwa dengan membaca kamu dapat mengetahui isi dunia dan dengan
menulis kamu dapat menguasai dunia”. Kata beliau.
Sejalan dengan tugasnya sebagai Koordinator GLS, beliaupun menjadi pelatih Ekstrakurikuler Jurnalistik dan mencetuskan METAFORASA sebagai nama mading SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Seperti akronimnya, Menulis Fakta, Informasi dan Sastra oleh Siswa bahwa METAFORASA adalah wadah bagi anak-anak jurnalistik untuk menuangkan minat dan bakat kreatifitasnya dalam bidang membaca, menulis, seni lukis, seni kaligrafi, seni karikatur dll.
Dilihat dari sikap beliau
yang bertanggungjawab dengan tugas yang diembannya, sehingga pada tahun 2020
beliau memperoleh kepercayaan lagi untuk mengikuti Diklat Kepala Perpustakaan
yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan
di tahun ajaran baru ini, beliau ditunjuk sebagai Kepala Perpustakaan SMK
Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Diangkatnya beliau menjadi Kepala
Perpustakaan, membuat beliau semakin giat memotivasi siswa agar menjadi pelajar
yang literat. Meskipun menumbuhkan semangat membaca kepada siswanya tidaklah
mudah tapi beliau tidak pantang menyerah.
“Tentu saja banyak kendala menjadi penggiat literasi untuk warga
sekolah, salah satunya menghadapi siswa yang malas, sebagai penggiat literasi
saya harus berusaha memotivasi siswa untuk meluangkan waktunya agar membaca
buku meskipun hanya lima menit setiap harinya.” Ungkap beliau. “Agar siswa termotivasi untuk membaca, salah
satunya yaitu dengan pengadaan koleksi buku-buku perpustakaan yang asik sesuai
selera siswa SMK pada umumnya. Seperti memperbanyak buku-buku sastra. Contohnya
novel. Novel remaja sangat diminati oleh siswa SMK Bangun Bangsa Mandiri
Kandanghaur. Selain isinya yang menyenangkan dan menghibur, membaca novel juga
dapat menumbuhkan kreatifitas anak. Dan orang yang memiliki kreatifitas tinggi
jauh dibutuhkan dalam dunia kerja.” Jelas beliau.
Beliau yang sekarang menjabat sebagai wali kelas X Teknik Bisnis Sepeda Motor ini, berharap siswa-siswi SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur menjadi pelajar yang literat, yang tidak mudah termakan hoax, pintar memilah mana informasi yang sesuai fakta dan mana informasi hanya karangan belaka. “Seimbangkanlah berpikir kritis dengan membaca agar tidak tergelincir oleh narasi media.” Kata beliau menutup wawancara.
Ditulis oleh, Ida Varihani, Angelica Aura Putri dan Atika Nina Solehah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar