Rabu, 06 Oktober 2021

PROFIL KEPALA PERPUSTAKAAN SMK BANGUN BANGSA MANDIRI KANDANGHAUR


    Ayu Krismayatin, S. Pd., yang kerap disapa Ibu Ayu, lahir di Indramayu tepatnya di Desa Jangga Blok Karang Anyar, pada tanggal 10 Mei 1990 dari pasangan Bpk. Tosim Hibrahim dan Ibu Tarniti. Beliau terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Bapaknya bekerja sebagai supir bus dan ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa. Beliau anak kedua dari tiga bersaudara, yang semuanya adalah perempuan. Sedari kecil, beliau dididik oleh orang tuannya harus mampu hidup mandiri. Pasalnya, di usia beliau yang masih anak-anak, kedua orang tua beliau harus mencari nafkah di negeri orang agar anak-anaknya dapat mengenyam bangku pendidikan tinggi. Karena keadaan yang seperti itu pula, beliau dan kedua saudaranya terpaksa tinggal bersama neneknya. Bersama kedua saudaranya, selain diajarkan untuk dapat hidup mandiri, beliau juga diajarkan harus selalu menunaikan shalat dan mengaji.

Tumbuh besar jauh dari orang tua, dan dituntut harus menjaga adiknya yang masih berusia 2 tahun saat itu, tidak menyurutkan beliau untuk tetap rajin belajar meraih cita-cita. Beliau tamatan Sekolah Dasar Negeri Jangga 1 yang sekarang namanya sudah berganti menjadi Sekolah Dasar 1 Jangga, beliau lulus tahun 2002 kemudian melanjutkan sekolahnya di SMP Negeri 1 Losarang lulus tahun 2004, dan untuk sekolah menengah atasnya beliau memilih bersekolah di SMK PGRI Kandanghaur yang lebih dikenal dengan nama SMEA. Beliau lulus bangku SMK pada tahun 2008.

Beliau yang memiliki hobi menulis cerita sejak dibangku SMP bahkan saat itu beliau pun pernah juara III lomba mengarang di tingkat Kabupaten Indramayu, memiliki cita-cita menjadi seorang pengacara, hanya saja keterbatasan biaya menjadi kendala. Ditambah, ketika tahun kedua duduk dibangku SMK-nya hanya ibu beliau sendiri yang mencari nafkah untuk membiayai sekolah dan kebutuhan hidup beliau beserta saudaranya, pasalnya kedua orang tua beliau memutuskan untuk berpisah. Keterbatasan biaya membuatnya memupuskan cita-citanya. Beliau memutuskan bekerja sebagai buruh pabrik headset handphone di Sukabumi pada tahun 2009. Namun tidak berlangsung lama, hanya terhitung satu tahun beliau bekerja disana tepatnya pada tahun 2010 beliau memutuskan untuk resign. Beliau mulai memikirkan masa depan dirinya dan keluarganya agar tidak lagi di pandang sebelah mata orang lain. “Orang lain bisa, kenapa saya tidak?” Beliau akhirnya memutuskan mengambil jalan seperti ibunya mencari nafkah di negeri orang guna melanjutkan cita-citanya yang pupus lama. Meski awalnya keinginannya di tolak oleh ibunya, namun karena tekad yang dimiliki beliau sehingga meluluhkan hati ibunya.

Dua tahun sudah beliau bekerja di negeri orang lain, pada awal tahun 2013 beliau kembali ke tanah air membawa segudang harapan untuk masa depan keluarganya. Sekitar dua bulan setelah kepulangannya ke tanah air, beliau memutuskan untuk mendaftar ke perguruan tinggi Universitas Wiralodra Indramayu sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan memilih Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Meski cita-cita menjadi pengacara tidak tercapai, namun beliau yakin dengan keputusannya menjadi seorang guru mampu mengangkat derajat keluarganya. Bahkan, pilihannya menjadi seorang guru pun mampu menemukan potensi dirinya. Beliau sangat berbakat dalam bidang tulis menulis, beberapa cerita, puisi dan quotes karangan beliau telah diterbitkan dalam akun wattpad pribadinya. Berbekal kegigihannya, akhirnya beliau mendapatkan gelar Strata 1 Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2017 dari Universitas Wiralodra Indramayu.

Tahun 2017 beliau memutuskan melamar pekerjaan sebagai guru bahasa Indonesia di SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur, dan disambut baik oleh Kepala Sekolah. Di bulan kedua beliau menjadi pengajar, beliau langsung ditunjuk sebagai Wali Kelas X Multimedia. Di tahun berikutnya beliau diberikan kepercayaan lagi oleh Kepala Sekolah untuk menjadi bendahara tabungan sekolah serta Koordinator Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sebagai Koordinator GLS, beliau harus selalu mengingatkan warga sekolah terutama siswa bahwa membaca sangatlah penting, meski hanya lima menit. Karena membaca dapat memperbanyak kosa kata, menambah kemampuan berbahasa serta melatih pola berpikir anak serta memberikan pengetahuan yang sangat luas. Namun disamping membaca, kegiatan menulis pun sama pentingnya.





“Membaca dan menulis bak sepasang kekasih yang tidak dapat dipisahkan”. Terang beliau saat diwawancara. “Pepatah mengatakan, bahwa dengan membaca kamu dapat mengetahui isi dunia dan dengan menulis kamu dapat menguasai dunia”. Kata beliau.

Sejalan dengan tugasnya sebagai Koordinator GLS, beliaupun menjadi pelatih Ekstrakurikuler Jurnalistik dan mencetuskan METAFORASA sebagai nama mading SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Seperti akronimnya, Menulis Fakta, Informasi dan Sastra oleh Siswa bahwa METAFORASA adalah wadah bagi anak-anak jurnalistik untuk menuangkan minat dan  bakat kreatifitasnya dalam bidang membaca, menulis, seni lukis, seni kaligrafi, seni karikatur dll.





Dilihat dari sikap beliau yang bertanggungjawab dengan tugas yang diembannya, sehingga pada tahun 2020 beliau memperoleh kepercayaan lagi untuk mengikuti Diklat Kepala Perpustakaan yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan di tahun ajaran baru ini, beliau ditunjuk sebagai Kepala Perpustakaan SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Diangkatnya beliau menjadi Kepala Perpustakaan, membuat beliau semakin giat memotivasi siswa agar menjadi pelajar yang literat. Meskipun menumbuhkan semangat membaca kepada siswanya tidaklah mudah tapi beliau tidak pantang menyerah.

Tentu saja banyak kendala menjadi penggiat literasi untuk warga sekolah, salah satunya menghadapi siswa yang malas, sebagai penggiat literasi saya harus berusaha memotivasi siswa untuk meluangkan waktunya agar membaca buku meskipun hanya lima menit setiap harinya.” Ungkap beliau. “Agar siswa termotivasi untuk membaca, salah satunya yaitu dengan pengadaan koleksi buku-buku perpustakaan yang asik sesuai selera siswa SMK pada umumnya. Seperti memperbanyak buku-buku sastra. Contohnya novel. Novel remaja sangat diminati oleh siswa SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur. Selain isinya yang menyenangkan dan menghibur, membaca novel juga dapat menumbuhkan kreatifitas anak. Dan orang yang memiliki kreatifitas tinggi jauh dibutuhkan dalam dunia kerja.”  Jelas beliau.



Beliau yang sekarang menjabat sebagai wali kelas X Teknik Bisnis Sepeda Motor ini, berharap siswa-siswi SMK Bangun Bangsa Mandiri Kandanghaur menjadi pelajar yang literat, yang tidak mudah termakan hoax, pintar memilah mana informasi yang sesuai fakta dan mana informasi hanya karangan belaka. “Seimbangkanlah berpikir kritis dengan membaca agar tidak tergelincir oleh narasi media.” Kata beliau menutup wawancara. 

Ditulis oleh, Ida Varihani, Angelica Aura Putri dan Atika Nina Solehah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar