Cerita ini adalah ceritaku, cerita awal dari sebuah
rasa. Rasa nano-nano percintaan anak SMP yang tengah pubertas. Aku menyukainya. Rasa sukaku bermula di sini.
Ketika aku menginjak kelas VIII. Saat itu di kelas saya berjumlah tiga puluh
empat siswa. Diantaranya, dua puluh empat anak laki-laki dan sepuluh anak
perempuan. Dan dia, salah satu dari sepuluh siswi perempuan itu. Aku tidak akan
menyebutkan siapa namanya. Akan ku panggil dia. Ya, Dia yang telah membuatku
setengah gila karena memikirkannya.
Aku salah satu anak yang jahil, seringkali aku
mengganggunya. Seperti hari ini, ketika dia sedang menulis, aku ambil pulpen
yang dia gunakan. Secara otomatis dia marah, dan itu memang salah satu
tujuanku.
“Hey! Kenapa sih jadi anak reseh banget!”
Teriaknya kepadaku dengan wajah kesal namun terlihat manis.
Aku tertawa kemudian menjawab perkataannya yang
semakin menyulut emosinya “Biarin, daripada bete!” tukasku cekikikan.
“Dasar anak reseh!” Umpatnya semakin kesal.
Setia hari, selalu aku ulang kelakuan menyebalkanku itu kepada
dia, dengan harapan agar dia memperhatikanku dan membuka keakraban denganku.
Hari berganti hari, lama-kelamaan rasa itu pun
tumbuh diantara aku dan dia. Entah siapa yang merasakan pertama kali. Namun,
cinta ala-ala anak SMP saat itu benar-benar kami rasakan. Hingga pada tanggal 29 April,
ketika sekolah kami mengadakan Pawidya kelas XI, aku mengatakannya. Ya,
mengatakan perasaanku.
“Kamu, mau gak jadi pacarku?” tanyaku tiba-tiba
dengan memberikan sebuah bunga yang sebelumnya ku pinjam dari kakak kelas. Saat
itu aku dan dia tengah berada disebuah ruangan.
“Apaan sih kamu tuh!" Katanya dengan senyum malu terulas di wajahnya.
Setelah acara pawidya selesai, malamnya aku
mendapat pesan di poselku darinya yang mengatakan bahwa dia menerima pengakuan
cintaku tadi siang. Aku sangat senang meski penerimaan darinya tidak secara
langsung, mungkin dia malu saat itu. dan cerita cinta bangku SMP ku berjalan
mulus. Aku harap denganku, dia akan merasa bahagia menjalani hari-harinya.
End.
Karya: Ahmad Alfarizi
Disunting oleh: Shela Enjelika